Kalangan, Boyolali (24 Januari 2024) - Demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Ades Aegepty. Gejala umum yang terjadi diantaranya adalah demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi. Demam berdarah merupakan salah satu penyakit serius bagi masyarakat di berbagai wilayah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Musim hujan seringkali menjadi periode yang rawan dalam peningkatan kasus demam berdarah di berbagai wilayah tropis dan subtropis. Air hujan yang tertampung di genangan air di sekitar rumah contohnya pada pot-pot bunga, ember, maupun tempat penampungan air menjadi salah satu tempat perkembangbiakan larva-larva nyamuk.
Desa Kalangan sendiri merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali. Adapun di desa ini terdapat beberapa kasus demam berdarah yang menyerang warga pada beberapa bulan terakhir. Upaya pencegahan dan pengendalian demam berdarah menjadi salah satu kunci dalam melindungi masyarakat. Pencegahan terhadap penyakit ini melibatkan pengendalian populasi nyamuk vektor, penggunaan kelambu, dan penghindaran gigitan nyamuk dengan menggunakan repelan nyamuk. Repelan nyamuk yang digunakan oleh masyarakat biasanya menggunakan bahan kimia tertentu yang dirancang untuk mengusir atau membunuh nyamuk. Bahan kimia yang paling umum digunakan adalah DEET (Diethyl-meta-toluamide), DEET merupakan bahan kimia yang terbukti efektif salam mencegah gigitan nyamuk. Dibalik manfaatnya, penggunaan bahan kimia secara terus menerus memberikan dampak yang tidak baik bagi kesehatan manusia diantaranya mengakibatkan iritasi kulit atau reaksi alergi terhadap bahan tertentu. Sedangkan dalam bidang lingkungan, penggunaan DEET dapat mencemari tanah apabila tidak dibuang dengan benar. Penggunaan DEET secara terus menerus juga mengakibatkan nyamuk menjadi resisten.Â
Berdasarkan permasalahan tersebut, mahasiswa KKN Tim I Universitas Diponegoro, Ersa Wardani berasal dari Fakultas Teknik Program Studi Teknik Kimia melakukan pendampingan kepada Ibu-Ibu PKK Desa Kalangan mengenai pembuatan spray anti nyamuk dari daun serai. Pendampingan tersebut dilakukan di Balai Desa Kalangan pada Hari Rabu, 24 Januari 2024 pukul 10.00 WIB. Salah satu bahan yang digunakan dalam spray anti nyamuk tersebut adalah serai. Ekstrak serai merupakan bahan aktif yang memiliki daya proteksi terhadap nyamuk Aedes aegypti. Ekstrak dari serai wangi memiliki sifat khusus yaitu mudah menguap hal ini dapat merangsang reseptor kimia pada serangga terutama sistem sensorik nyamuk seperti pengecapan dan pembauan (Wulansari dkk. 2023 dalam Evawati dkk. 2023). Serai juga merupakan tumbuhan yang banyak ditemukan di Desa Kalangan. Hasil dari penyulingan daun dan serai ini mengandung minyak atsiri dengan 3 komponen utamanya adalah sitronelol, sitronelal, dan geraniol. Stronelal merupakan salah satu komponen yang bersifat racun kontak (Ambari dan Suena, 2019 dalam Evawati dkk.2023). Selain itu, digunakan juga tambahan berupa jeruk nipis, jeruk nipis mengandung linalool dan limonene merupakan tanaman yang mengandung bioinsektisida yang dapat digunakan untuk menolak nyamuk.
Adapun cara pembuatan spray anti nyamuk dari daun serai ini cukup mudah, pertama siapkan 4 batang serai dan 2 buah jeruk nipis kemudian di cuci bersih, siapkan alkohol (bersifat opsional), masing-masing serai dan jeruk nipis dipotong kecil-kecil, bahan tersebut direbus dengan air 200 mL air selama 15 menit dengan api kecil, larutan didinginkan dan disaring untuk kemudian dimasukkan ke dalam botol spray. Larutan juga dapat ditambahkan dengan alkohol dengan perbandingan larutan dan alkohol 3:1. Untuk cara pemakaiannya adalah dengan menyemprotkan larutan tersebut ke kulit tangan maupun kaki.Â
Melalui pendampingan ini diharapkan ibu-ibu PKK dapat memanfaatkan serai untuk selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai pencegahan DBD melalui formulasi atau pembuatan spray anti nyamuk.
Sumber :
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/cdj/article/view/20426/14743
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H