Mohon tunggu...
Erry Sunarli
Erry Sunarli Mohon Tunggu... -

Vice President at Multinational Company

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Perusahaan Jepang Vs Amerika

4 Januari 2013   05:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:32 4344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Budaya Perusahaan Jepang vs. Amerika

Beberapa waktu lalu dalam perjalanan ke Bali, di pesawat saya duduk bersebelahan dengan seorang expat dari Amerika. Setelah saling menyapa, kami kemudian terlibat dalam pembicaraan yang hangat. Kesan saya orang Amerika amat terbuka. Cepat akrab. Namun ketika ketika saya ke Tokyo, situasinya sangat berbeda. Saya duduk dengan orang Jepang. Rasanya memerlukan lebih banyak waktu untuk membuat mereka merasa nyaman atau akrab dengan kita. Ya, saya mengerti. Ini ada kaitannya dengan budaya. Budayanya beda. Dalam istilah ilmu sosial lebih dikenal dengan istilah 'high context' dan 'low context'.

Istilah "high context" dan "low context" dipopulerkan oleh Edward Hall untuk menggambarkan perbedaan budaya antar masyarakat.

High Context adalah suatu komunikasi dimana masyarakatnya memiliki hubungan yang dekat dalam waktu yang cukup lama. Perilaku kulturalnya tidak eksplisit karena kebanyakan sudah tahu apa yang harus dilakukan. Teman yang sudah lama saling kenal sering menggunakan High Context atau pesan-pesan implisit yang tidak mungkin dimengerti orang luar.

Low Context adalah kebalikan dari High Context. Orang mempunyai hubungan tetapi dalam waktu yang pendek dan karena alasan-alasan tertentu. Komunikasi diatur dan disampaikan dengan jelas dan sangat spesifik.

Jepang, Korea dan China merupakan budaya-budaya High Context atau berkonteks sangat tinggi. Sementara Amerika termasuk budaya Low Context atau berkonteks rendah. Orang-orang Amerika sering mengeluh bahwa orang Jepang tidak pernah bicara langsung ke pokok permasalahan.

Komunikasi dalam budaya High Context dan Low Context jelas berbeda. Bentuk komunikasi eksplisit atau verbal lebih tampak dalam budaya Low Context seperti orang Amerika atau Eropa Utara. Orang-orang dari budaya Low context sering dianggap terlalu cerewet, suka mengulang-ulang hal yang sudah jelas, dan berlebih-lebihan. Orang-orang dalam budaya High Context mungkin dianggap tidak terus terang, tidak terbuka dan misterius.

Budaya High Context tidak menghargai komunikasi verbal seperti budaya Low Context. Orang-orang yang lebih banyak bicara dianggap lebih menarik oleh orang Amerika, tetapi orang yang kurang banyak bicara dianggap lebih menarik di Jepang atau Korea.

Budaya High Context lebih banyak menggunakan komunikasi non verbal. Mereka amat dipengaruhi oleh isyarat-isyarat kontekstual. Ekspresi wajah, ketegangan, tindakan, dan kecepatan interaksi lebih dapat dirasakan oleh orang-orang dari budaya High Context.

Orang-orang dari budaya High Context mengharapkan agar orang memahami perasaan yang tidak diungkapkan, dan isyarat-isyarat halus yang tidak dihiraukan oleh orang-orang dari budaya Low Context.

Cukup sulit untuk bergabung ke kelompok High Context jika anda adalah orang luar. Anda tidak bisa langsung menjalin hubungan akrab. Sebaliknya orang luar amat mudah untuk masuk ke dalam kelompok Low Context. Anda bisa langsung membina hubungan akrab karena yang penting adalah anda menyelesaikan tugas, dan bukan perasaan anda. Mengetahui perbedaan keduanya membuat anda lebih memahami situasi yang anda hadapi dan lebih bijak dalam menempatkan diri anda. Terutama ketika anda berhubungan dengan orang Jepang atau Amerika. Dasar budaya perusahaan Jepang atau Amerika cukup dipengaruhi oleh akar budaya asal mereka, yaitu apakah mereka termasuk  high context atau low context ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun