Merupakan tantangan besar bagi seseorang jika harus masuk ke dalam situasi yang baru. Adaptasi yang baik dan selekasnya amat diperlukan agar bisa segera lebih fokus pada tugas dan tanggung jawab pada situasi baru tersebut.
Tidak semua orang dapat "lulus" dengan mulus melaluinya. Bahkan, orang dewasa sekalipun. Apalagi anak-anak. Ibarat kertas putih, mereka belum memiliki banyak pengalaman sebagai dasar merespon hal-hal baru.
Contohnya, anak-anak yang memasuki jenjang sekolah lebih tinggi, terutama dari pendidikan anak usia dini (PAUD) ke sekolah dasar (SD). Ketika berangkat dari rumah, mungkin orangtua membekali mereka dengan saran harus begini atau begitu. Namun, ketika harus berhadapan dengan realitanya, anak-anak belum tentu bisa mengingat atau menerapkan saran itu. Malah, mungkin mereka malah merengek atau merajuk.
Masa peralihan dari PAUD ke SD ini (sampai kelas dua) disebut masa transisi. Masa ini bisa dianggap "rawan" karena bisa mempengaruhi perkembangan psikologis dan emosional anak.
Pada masa transisi, kemampuan fondasi anak akan dibentuk. Kemampuan fondasi adalah hak setiap anak. Namun, seringkali pemenuhan hak itu disalahartikan. Satuan pendidikan berkejaran dengan target bahwa anak harus bisa segera bisa baca, tulis, hitung (calistung). Akhirnya, masa transisi bukan lagi proses yang menyenangkan bagi anak.
Pemerhati anak banyak menyoroti hal ini. Pemerintah secara khusus telah mencanangkan gerakan yang disebut "Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan". Tujuannya, mempersuasi banyak kalangan untuk sama-sama membantu agar masa transisi itu berlangsung secara menyenangkan bagi anak.
Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (Unicef) dalam akun resmi instagramnya awal pekan ini secara khusus menggarisbawahi pentingnya masa transisi ini. Kemampuan fondasi anak merupakan proses bertahap dan berkelanjutan.
Unicef berharap agar masa transisi bisa berjalan dengan mulus, holistik, dan menyenangkan. Holistik berarti tidak hanya menyentuh aspek kognitifnya, tetapi juga emosi, kemandirian, kemampuan berinteraksi, dan sebagainya. Menyenangkan berarti tidak dengan paksaan. Tujuannya untuk memaksimalkan manfaat pembelajaran.
Unicef menekankan hal itu sehubungan dimulainya masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2023/2024. Â "Ayo dukung setiap anak yang akan masuk ke SD agar dapat bertransisi dengan mulus dan menyenangkan, serta adik-adik di PAUD mendapatkan pembelajaran berkualitas."
Miskonsepsi