Mohon tunggu...
ERRY YULIA SIAHAAN
ERRY YULIA SIAHAAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, guru, penikmat musik dan sastra

Menyukai musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berjumpa Hobi Lama karena Pulpen

4 Mei 2023   22:58 Diperbarui: 5 Mei 2023   02:02 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah pengumuman sayembara cerita pendek (cerpen) audio tertayang pada akun Instagram cerpen_sastra pada 17 April 2023. Saya baru tahu beberapa waktu setelahnya, ketika menggulir ke atas pesan-pesan yang terlewat dalam WhatsApp (WA) grup Perkumpulan Penulis Cerpen (Pulpen).

Informasi lomba itu disampaikan oleh Bapak Y Edward Horas selaku admin WA grup, sekaligus pendiri Pulpen dan cerpen_sastra.

Saya mengklik akun itu dan hati saya senang sekali membacanya. Tidak ada keraguan ketika saya saat itu juga memutuskan akan mengikuti lomba tersebut, meskipun belum terbayang bagaimana dan di mana membuatnya. Apalagi, cerpen yang harus dibacakan lumayan seru: "Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden" yang ditulis oleh Horas pada 1 Maret 2021. 

Ada jeritan dan teriakan. Yang berarti, dengan alat seadanya dan di ruang nonstudio, saya bakal teriak-teriak dan rawan terdengar sampai ke tetangga. Ha..ha..haa.. Seru sekali menjajalnya dalam benak.

Yang terpikir adalah kembali berjumpa dengan hobi lama: mengisi suara dan membaca prosa. Selulus SMP, saya memang banyak berkecimpung dalam dunia dubbing untuk mengisi suara drama musikal, utamanya drama Natal. Pernah juga untuk pentas teaterikal pada lomba antarwilayah di DKI Jakarta.

Dubbing dan pentas drama merupakan pengembangan dari kesukaan saya berdeklamasi sejak taman kanak-kanak. Hobi ini kemudian meluas ke membaca puisi dan prosa ketika di bangku SMP dan ke pentas drama serta dubbing selepasnya. Semua kesukaan itu berlanjut hingga saya kuliah dan menjadi sarjana, kemudian berkurang ketika saya mulai bekerja dan menikah.

Saya percaya tidak ada yang namanya kebetulan dalam hidup. Semua ada di bawah kendali Yang Maha Kuasa. Saya sangat bersyukur bahwa literasi telah mempertemukan saya dengan sahabat-sahabat baru dalam sastra. Bahkan tidak hanya menjadi pembaca atau penyimak, tetapi juga penulis.

Dulu, saya menulis puisi. Satu-dua kali menulis cerpen. Sekarang, saya menulis lagi, di blog pribadi dan keroyokan, dari berita sampai artikel. Saya termasuk awam menggunakan Instagram. Sastra memacu saya untuk lebih menyelami kemajuan.

Hari demi hari berlalu. Saya belum juga membuat rekaman audio. Suatu malam, di tengah sepinya suasana rumah dan sekitar, saya merekam narasi dengan handphone. Melihat teks sembari merekam tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi malam-malam. Sekali teriakan haruslah jadi, supaya jangan dikira "ada sesuatu yang tidak beres terjadi".

Malam itu, satpam beberapa kali berkeliling dan lewat dekat rumah. Saya geli juga jadinya. Tapi mumpung sepi, saya tuntaskan merekam. Akhirnya, selesai juga. (Rencana mengulang narasi batal, mengingat harus dilakukan pada tengah malam supaya kebisingannya minimal. Ha...ha...ha)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun