anak-anak yang sedang merayakan Paskah.
Tak terkata bahagianya saya sepulang dari gereja, Sabtu (15 April) lalu. Bolak-balik saya disapa dengan panggilan "Ompung" olehMemang sebelumnya, ketika memberikan sambutan, saya berpesan kepada mereka untuk memanggil saya dengan "Ompung" jika nanti atau pada hari lain bertemu saya, di mana pun. Rambut saya sudah banyak memutih.Â
Usia saya di atas usia rata-rata ibu-bapak mereka. Saya juga sudah tergabung dengan kelompok paduan suara lanjut usia, di mana anggotanya ada yang menjadi ompung (kakek-nenek) mereka. Jadi, saya merasa, sebutan "ompung"Â lebih tepat buat saya bagi mereka. Toh, tidak lama lagi saya memang bergelar resmi "ompung"Â setelah cucu pertama saya lahir.
Tak butuh waktu lama, sekelar saya bicara di dekat altar, pesan saya menjadi kenyataan. Di pintu keluar gereja, saya langsung disapa demikian. Berkali-kali. Bahkan, ada anak-anak yang memanggil saya "Ompung" sambil menyentuh dan menggoyang baju atau badan saya dan menengadahkan kepala ke arah saya dengan tawa manis.
"Ompung," kata seorang anak usia taman kanak-kanak.
"Ompung,"Â kata yang lain yang duduk di sekolah dasar.
Tentu saja, saya balas merespon dengan senyum tak kalah hangat. Senyum lepas yang benar-benar ikhlas, sembari menyapa dengan satu-dua kata agar mereka ikut merasakan sukacita dalam hati saya.
Sulit digambarkan dengan kata-kata. Hati saya meluap-luap, sama girangnya ketika tempo hari saya mendengarkan ada melodi dalam diri saya sewaktu tidur hingga saya terbangun karenanya.
***
Hari itu adalah perayaan Paskah Anak Sekolah Minggu (ASM) di HKBP Cibinong Ressort Cibinong. Sekitar 250 anak menghadiri acara sekitar empat jam itu bersama orangtua, saudara, dan kakek-nenek mereka. Cucu dari Pdt. Dr. T. Hutahaean juga hadir, bersama ompung doli-nya. (Ompung doli berarti kakek).
Seperti biasa, acara diawali dengan ibadah. Lagu-lagu dalam ibadah sangat ceria. Nyanyian tersebut mudah sekali menularkan rasa girang kepada anak-anak dan keluarga. Saya bersama para ompung dan orangtua ikut bergerak-gerak dan bernyanyi menirukan gerakan guru sekolah minggu (GSM) dan anak-anak.