Mohon tunggu...
ERRY YULIA SIAHAAN
ERRY YULIA SIAHAAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, guru, penikmat musik dan sastra

Menyukai musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Love

Cukup Dibayar dengan Cinta

6 Februari 2023   02:51 Diperbarui: 6 Februari 2023   11:59 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://img.freepik.com/free-vector/

Baca juga: If I Were Sertiana

Melalui media sosial (medsos), adikku menebar info butuh donasi. Puji Tuhan, sejak itu, ada saja bantuan. Adikku juga mencari jalan agar semua anjingnya bisa disterilisasi. Puji Tuhan. Doanya terkabul. Ada pesan agar, jika adikku memang ingin melepas, anjing-anjing itu tidak sembarang dipindah-tangan. Harus ada perjanjian, bahwa anjing-anjing itu akan mendapatkan cinta sebagai jaminan. Bukan siksaan. Bukan untuk dipotong dan dimakan.

Sepuluh ekor sudah masuk ke shelter. Beberapa ekor sampai ke tangan Pak Lurah. Beberapa lainnya ke satu dua rumah. Sisa 20-an ekor. Gemuk-gemuk dan sehat-sehat.

Bagaimana adikku tidak jatuh hati, melihat mereka berjalan dengan ekor dikibas-kibas saja sudah gemas rasanya. Postur tubuh dan peta hitam putih atau putih coklat yang unik membuat anjing-anjing ini lekas sekali diminati. Ada yang tubuhnya kekar dan berbentuk seperti sapi Bali, dengan tubuh coklat muda seperti ibunya, Browny. Ada yang kombinasi hitam putihnya sedemikian rupa sehingga membuat muka salah satu anjing jadi seperti burung hantu. Ada yang brewok banget. Ada yang kalem, ada yang egois, ada yang happy dan lincah sekali.

Kalau datang ke rumah adikku, anda pasti beruntung bisa mendengar lolongan anjing di loteng rumah, mengikuti aba-aba sang komandan pada apel bendera pagi atau sore lewat pengeras suara, dari kantor dekat rumahnya. Komandan berhenti, anjing-anjing ikut berhenti. Komandan bersuara, anjing-anjing ikut bersuara. Juga kalau terdengar lagu dari kantor itu. Rumah adikku itu memang pas di samping kantor itu, hanya berbatasan dengan tembok.

Kembali ke soal tagihan. Adikku sekarang sudah di kursi roda. Untuk mengurus mereka seperti dulu, tentu tidak bisa. Belum lagi, gajinya dipotong karena harus bayar hutang dan bolong-bolong kerja. Donasi menipis. Bisa dibayangkan, berapa biaya untuk memberi makan mereka. Seminggu bisa habis cukup banyak telur, ceker ayam, ati ayam, daging, nasi, Dog Choice (nama makanan pabrik yang disukai oleh anjing-anjingnya), dan sebagainya. Untuk melepas sebagian lagi anjing-anjingnya, Sertiana sudah bersedia, tapi dia mengharapkan bertemu dengan pecinta hewan sejati, yang sesuai antara perbuatan dengan janjinya untuk merawat dengan baik teman-temannya itu. 

Ketika berkunjung beberapa waktu lalu, aku sampaikan niatan akan menebar info butuh bantuan via medsos dan jejaringku. Sudah ada beberapa foto dan video yg kubuat, tapi kurang baik hasilnya. Hewan-hewan piara itu tidak bisa diam. Maklum, belum cukup kenal denganku, sehingga malu tapi mau ketika disyut. Yang kulakukan sementara adalah melacak pecinta hewan dan beberapa lembaga donasi, tanpa menyertakan foto, dan langkah ini belum membuahkan hasil. Lembaga donasi dan pecinta hewan memang rata-rata baru mulai bangkit lagi setelah terimbas dampak pandemi Covid-19.

Aku menunggu foto-foto dari adikku dan iparku. Hingga akhirnya, Minggu sore, tagihan itupun datang.

"Kak, sudah ada belum Dog Choice-nya," tanya adikku, yang berharap tangan-tangan penuh cinta mau memudarkan kesedihan di hatinya, meringankan bebannya.

Bagaimana aku tidak merasa iba. Belum, jawabku. Selekasnya kuingatkan lagi tentang foto-foto yang kuminta. Segera dikiriminya, tapi kurang bagus, buram. Itu karena telepon genggam adikku memang sudah kurang bisa diandalkan untuk memotret.

Sambil menunggu foto-foto yang bagus datang, dengan gerak cepat ku-chat teman-temanku dan kuperbarui status WhatsApp-ku dan kutulis, "Mau adopsi juga boleh, cukup dibayar dengan cinta. Bukan untuk dimasak/dimakan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun