Di era informasi saat ini perkembangan media melaju sangat cepat, akses informasi menjadi tidak terbatas, berbagai berita di masyarakat mudah didapatkan dan disebarluaskan. Bahkan untuk menemukenali berita faktual dan fiktif perlu penglihatan cermat supaya tidak terjebak ke dalam lubang hoax. Informasi yang terus mengalir tidak terlepas dari peran jurnalistik. Khumaedi (2020) mengungkapkan bahwa jurnalistik selalu bertalian dengan kewartawanan dan persuratkabaran. Seseorang yang mengumpulkan dan menulis berita di media massa cetak maupun elektronik disebut jurnalis. Mempelajari jurnalistik adalah salah satu langkah penting sebagai wujud kontribusi kepada masyarakat. Melalui opini publik dan memperjuangkan prinsip-prinsip demokrasi yang kokoh untuk menegakkan kebebasan pers.
Selain yang disebutkan di atas mengapa kita harus belajar jurnalistik? Belajar jurnalistik tidak hanya menggali, menulis, dan membagi informasi yang telah diperoleh dari berbagai sumber. Jurnalis dilatih untuk menyusun informasi secara menarik, ringkas, padat, dan jelas, baik dalam bentuk tulisan, wawancara, maupun presentasi. Keterampilan menulis dan berbicara adalah bekal seorang jurnalis untuk memperoleh informasi secara aktual dan akurat. Tentunya untuk bisa menjadi seorang jurnalis yang andal perlu keterampilan komunikasi yang kuat serta jam terbang yang tinggi. Keterampilan ini bermanfaat di berbagai bidang seperti bisnis, manajemen, aktivisme, dan pendidikan. Keterampilan tematis juga ditekankan dalam pendidikan jurnalistik untuk membantu jurnalis berinteraksi dengan lebih efektif dan efisien sehingga tercipta hubungan baik di tempat kerja maupun di kehidupan pribadi.Â
Para jurnalis penting memiliki pemahaman tentang etika dan akuntabilitas. Dilansir dari laman resmi Dewan Pers Indonesia, kode etik jurnalistik yang harus dipegang oleh jurnalis diantaranya: kejujuran, independen, berimbang, profesional, patuh hukum, praduga tak bersalah, hak privasi, hak cipta, dampak berita, transparansi, dan akuntabilitas. Ramadhayanti (2024) menyatakan bahwa untuk menjadi seorang jurnalis harus memiliki keberanian, pantang menyerah, kreatif, profesionalitas, cepat/tanggap, dan kejujuran. Jurnalistik mengajarkan pentingnya bertanggung jawab dalam penyampaian berita serta dampak informasi yang dapat memengaruhi kehidupan masyarakat. Mereka berperan sebagai penjaga kebenaran, memicu perubahan sosial, serta menyuarakan opini masyarakat yang tidak terdengar.
Salah satu aspek penting dalam jurnalistik adalah kemampuan berpikir kritis terhadap berita dan informasi. Di dalam dunia jurnalistik diajarkan cara menganalisis dan mengevaluasi informasi. Mereka tidak serta merta menelan segala informasi yang diterima, tetapi juga memastikan sumber berita, menyelidiki fakta, dan mengusut kebenaran di balik berita. Keterampilan ini sangat penting dimiliki jurnalis karena dapat menekan berita palsu sehingga menguatkan kepercayaan masyarakat terhadap media massa. Masyarakat yang berpikir kritis diharapkan melek berita aktual dan akurat sehingga menjadi konsumen yang mampu menghindari penyebaran berita palsu.Â
Jurnalistik berperan sebagai pendukung demokrasi dan transparansi yang menegakkan kebebasan pers. Sebagai pengawas kekuasaan, mengungkap ketidakadilan, dan mewakili suara bagi mereka yang terpinggirkan. Melalui investasi yang mendalam dan berimbang mereka membantu mendorong akuntabilitas masyarakat. Memanfaatkan jurnalistik sebagai metode pembelajaran, pendidik dapat membangun siswa menjadi siswa yang kritis, mandiri, kreatif, dan siap menghadapi tantangan hidup serta berkontribusi positif kepada masyarakat (Juliantari, 2024). Dengan demikian jurnalistik dapat menciptakan dampak positif bagi masyarakat untuk menjadi agen perubahan.
Belajar jurnalistik mampu menumbuhkan simpati, empati, dan paham akan kondisi sosial di kehidupan sekitar. Menjadi seorang jurnalis berarti memiliki kesempatan untuk memahami wawasan orang lain dari perspektif yang berbeda. Mereka mampu membangun komunikasi dengan orang yang berada lebih tinggi dari dirinya ataupun lebih di bawahnya. Menyelami fakta-fakta yang belum diketahui banyak orang menjadi hal yang menyenangkan bagi seorang jurnalis. Karena dengan informasi-informasi update setiap hari, seorang jurnalis mau tidak mau akan membuka pengalaman dan wawasan mereka menjadi lebih luas.Â
Dapat diketahui bahwa keharusan belajar jurnalistik nyata adanya karena jurnalistik sebagai bagian dari suara masyarakat. Pendidikan serta keterampilan yang diperoleh dari jurnalistik mampu menjadi bekal untuk bersaing di era informasi saat ini. Di dunia yang terus berkembang ini pandangan tentang jurnalistik semakin dibutuhkan. Maraknya informasi yang tidak relevan dan fiktif harus dibekukan melalui media massa yang kredibel.
Referensi
Hikmat, H. M. M. (2018). Jurnalistik: literary journalism. Kencana.
Juliantari, N. K. (2024). Jurnalistik sebagai Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Mendukung Merdeka Belajar. In Prosiding Sandibasa Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2(1), 52-63.
Ramadhayanti, A. (2024). Cara Mudah Belajar Jurnalistik: Kiat Jitu Menulis Berita. Salemba Humanika. https://tinyurl.com/5ydhax5a