Mohon tunggu...
Erlina Kusumastuti
Erlina Kusumastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Kue-kue

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lapak Baca Buku Meningkatkan Literasi Baca Tulis Masyarakat?

31 Oktober 2024   20:37 Diperbarui: 31 Oktober 2024   20:39 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apakah lapak baca buku mampu meningkatkan literasi masyarakat Indonesia yang masih rendah? Ya, hal ini bisa saja terjadi apabila mereka memiliki kesadaran akan pentingnya membaca. Lapak baca buku hadir bukan hanya menyajikan beragam buku fiksi maupun nonfiksi, tetapi juga membangun ruang kreatif dan sosial bagi masyarakat.

Para pecinta buku maupun penggiat literasi pastinya familiar dengan istilah lapak baca buku. Kegiatan membaca buku gratis ini biasanya diadakan di taman kota, di sekitar area car free day, atau tempat terbuka lainnya. Kegiatan ini digagas oleh komunitas atau keinginan pribadi seseorang. Buku yang disediakan pun beragam seperti komik, kumpulan cerpen, kumpulan puisi, novel, majalah, dan buku pengetahuan umum yang lain. Lapak baca buku bukan hanya sekadar tempat untuk membeli atau menjual buku, tetapi juga ruang sosial yang kaya akan interaksi, diskusi, dan kolaborasi. 

Lapak baca buku memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memperluas wawasan tentang berbagai topik. Seorang ahli psikologi terkenal, Dr. Seuss, mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa membaca buku dapat membantu otak tetap aktif dan sehat. Otak akan terus dilatih untuk berfikir dan memahami informasi baru ketika membaca. Penelitian tersebut didukung oleh hasil penelitian dari Universitas Harvard bahwa membaca buku secara teratur dapat mengurangi risiko terkena penyakit Alzheimer. Karena membaca buku dapat berpengaruh pada kesehatan, sudah selayaknya masyarakat Indonesia yang belum gemar membaca buku mulai membiasakan diri untuk membaca buku. 

Masyarakat bisa berkunjung ke lapak baca buku gratis yang disediakan oleh komunitas pecinta buku. Di sini pemilik lapak baca buku tidak membatasi waktu pembaca membaca buku. Ada juga lapak baca buku yang secara terbuka bersedia meminjamkan buku koleksi mereka dan menyumbangkan bukunya untuk dibaca masyarakat. Jika masyarakat tidak memiliki buku cetak, mereka bisa mengakses secara mandiri dan gratis di aplikasi baca buku seperti iPusnas dan Ibi Library. 

Selain itu, lapak buku biasanya menjadi tempat para seniman, pembuat konten, dan penulis mendapatkan inspirasi. Misalnya, sebuah lapak baca buku dapat membantu penulis menemukan ide segar atau cara kreatif untuk membuat sesuatu. Salah satu daya tarik utama lapak buku adalah rekomendasi buku yang menarik. Pengunjung dapat saling memberi rekomendasi buku favorit mereka untuk menambah pilihan bacaan dari beragam genre. Lapak baca buku ini mendorong komunitas untuk membaca dan berbagi pengalaman mereka. 

Komunitas buku yang ada di setiap daerah bisa menularkan kebiasaan membaca bagi masyarakat. Akan tetapi, tidak semua daerah memiliki komunitas buku dan tidak semua orang memiliki buku untuk dibaca. Keterbatasaan sumber daya buku di beberapa daerah ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk meningkatkan fasilitas supaya masyarakat melek literasi baca tulis. Minat baca masyarakat Indonesia yang masih rendah memengaruhi kualitas SDM Indonesia di masa mendatang. UNESCO menyatakan indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya diangka 0,001% atau dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 di antaranya yang rajin membaca.

Selanjutnya, lapak baca buku berfungsi sebagai tempat untuk berkumpul dan bersosialisasi. Lapak baca buku menawarkan cara yang lebih manusiawi di mana orang dapat bertemu secara langsung, berbicara, dan berbagi pengalaman. Kegiatan ini sering mengundang interaksi antara pengunjung. Lapak baca buku semakin dikenal sebagai tempat yang tidak hanya menyediakan buku, tetapi juga berfungsi sebagai pusat kegiatan kreatif dan sosial masyarakat. Meskipun lapak baca buku hanya menyediakan tikar dan mengandalkan taman sebagai tempat membaca, anak-anak dan orang dewasa antusias membaca, berkumpul, berinteraksi, dan bertukar pikiran.

Di sisi lain tempat baca buku gratis juga dapat ditemui di beberapa kedai kopi yang menyediakan beragam jenis buku. Contohnya di Arsa Coffee & Library, Caf Librairie, Cafe Bukuku Lawas, Dongeng Kopi Jogja, Luk Coffee & Book, dan masih banyak lagi. Kolaborasi buku dan kopi mampu memperluas jangkauan para pecinta buku dan penggiat literasi. Inovasi ini dapat menjadi salah satu kegiatan bermanfaat di waktu luang. 

Lapak baca buku dapat menjadi pusat kegiatan kreatif. Banyak komunitas menggunakan ruang ini untuk berbagai acara, seperti diskusi buku, pameran buku, pembacaan puisi, lokakarya seni, hingga workshop yang bermanfaat. Aktivitas ini meningkatkan minat baca masyarakat dan mendorong mereka untuk menjadi inovatif dan kreatif. Contohnya, beberapa toko buku seperti Gramedia telah berhasil mengadakan festival buku di mana penulis, penyair, dan seniman lokal diundang untuk berbagi pengalaman dan karya mereka. Festival-festival ini tidak hanya memperkaya budaya lokal tetapi juga memberikan kesempatan bagi orang-orang untuk saling belajar dan menginspirasi satu sama lain.

.

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun