Sudah begitu banyak peristiwa-peristiwa di Indonesia yang selalu terulang setiap tahunnya namun tidak akan pernah diketahui kapan akan diselesaikan oleh pemerintah. Seolah - olah menajadi hal yang biasa ketika peristiwa terus berulang tanpa suatu penyelesaian. Masyarakat pun mulai bosan dengan kinerja kepemerintahan yang makin tidak jelas arah dan tujuannya yang seharusnya mampu mengembangkan Indonesia (bukan mengembangkan harta pribadi), bahkan saya yang pertamanya tidak pernah peduli akan negeri ini, mulai merasa geram akan kepemerintahan sekarang yang boleh saya katakan, hanya kepemerintahan wacana.
Segala peristiwa hanya diwacanakan, membuat rencana ini dan itu, mengatur segala-galanya dalam undang-undang dan setelah disahkan malah tidak ada realisasinya hingga sekarang. Masyarakat sekarang pun jadi bingung, sebenarnya harus mengadu kemana/kepada siapa. bahkan saya mulai mempertanyakan siapa sebenarnya pemerintah Indonesia saat ini? Tidak perlu berharap pada SBY lagi, karena faktanya presiden seolah-olah menutup mata dan tidak peduli akan permasalahan-permasalahan Indonesia.
Buktinya saja, jika kinerja presiden kita benar-benar lebih baik dari periode pertama, seharusnya masalah kemiskinan tidak perlu diperdebatkan lagi oleh stasiun-stasiun televisi di negeri yang banyak mulut ini. DPR seharusnya ditiadakan saja, karena yang katanya Dewan Perwakilan Rakyat, sudah tidak mewakili rakyat lagi. Lagi? oh, kapan DPR pernah mewakili rakyat?
Demonstrasi oleh banyak mahasiswa yang fungsinya hanya untuk menyampaikan aspirasi, malah selalu berujung pada bentrokan karena belum menyampaikan aspirasi saja sudah dihajar duluan oleh kepolisian daerah, sehingga sampai sekarang demonstrasi tidak lagi dipandang sebagai tindakan yang benar. jadi, dimana hak suara masyarakat kecil? Indonesia 2011 dan seterusnya adalah tirani berkedok demokrasi.
Begitu banyak pengamat-pengamat politik mengkritik kinerja kepemerintahan, menanggapi permasalahan-permasalahan Indonesia, namun semakin kesini semuanya hanya menjadi ‘nyanyian’ belaka, karena pemerintah (yang seharusnya langsung menindak-lanjuti) hanya mengurus warganya yang berduit (contoh: Gayus, Century, dkk).
Salah satu kebobrokan kepemerintahan Indonesia sekarang yaitu Pancasila dan UUD ’45 yang ingin dirubah oleh DPR RI, padahal semua itu sudah merupakan landasan dasar kemerdekaan dan hukum Indonesia. Bahkan, Bona Paputungan, seorang mantan narapidana pun membuat nyanyian untuk Gayus, akibat terlalu lemahnya para penegak hukum dalam memberantas mafia pajak yang sudah lama terjadi. Kasus TKI yang bukan merupakan kasus baru pun tidak pernah berujung pada solusi. bahkan status DIY pun mulai sekarang dipertanyakan. oh saya baru ingat berapa umur bapak SBY, karena beliau hanya ‘anak baru kemarin’ yang tidak mengerti akan sejarah tentang DIY dan bagaimana berdirinya Indonesia yang (katanya) tercinta ini.
Jadi sekarang masyarakat tidak perlu mengadu kemana-mana, karena Indonesia semakin memusingkan masyarakatnya yang semakin kesini semakin jauh dari tujuan utama bangsa. Pembukaan UUD ’45 hanya dipolitisir oleh para elite politik/pemerintah oleh kepentingan golongan. Kata orang yang sudah pasrah akan jaman, yang penting makan. Sudah seharusnyalah seluruh pemerintah tertinggi di negera ini diganti, sudah saatnya Indonesia menunjukkan regenerasi bangsa yang inovatif dan tidak lemah akan uang, agar kedepannya Indonesia bisa lebih baik, paling tidak ada perubahan daripada sekarang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H