Mohon tunggu...
Errik Irwan
Errik Irwan Mohon Tunggu... lainnya -

Membuat kartun dan komik. Bukan hobi. Bukan pekerjaan. Sekadar menyampaikan 'gerundelan'.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

G 30 S - Paranoid

1 Oktober 2012   06:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:25 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kominis tidak lebih berbahaya dari paranoid dan sikap acuh-tak acuh. Paranoid bikin kepala tak rasional. Tak bisa memilah gelap dan terang. Karena semua gelap maka jutaan nyawa melayang. Main tebas agar merasa aman. Paranoid itu penyakit. Apa saja menakutkan. Waspada jadi serba berlebihan. Anak SD yang hendak belajar sejarah kelam negerinya pun bisa dianggap ancaman. Paranoid itu ketakutan yang berlebihan. Ketakutan juga berkawan baik dengan ketidak-acuhan. Ketakutan dan ketidak-acuhan sama-sama bikin manusia diam. Sama-sama menggerogoti nilai-nilai kebenaran. Manusia dan kemanusiaannya pun dirantai lingkaran setan. Sejarah kelam berulang-ulang. Jules Romains sampai harus bertanya: "Apa yang harus kita punyai agar kita bebas dari ketakutan?" Pertanyaan yang sama yang menghantu Bruce Wayne, juga Potter, Mochtar Lubis, dan kita semua. Pertanyaan dasar awal pencarian pembebasan, menjadi manusia yang merdeka. Manusia merdeka berani bersuara kebenaran. Tidak takut menatap sejarah kelam demi masa depan. Manusia merdeka berani menghadapi ketidak-pastian. Dan proses itu harus dimulai dari sekarang. Susah memang tapi itulah nilai perjuangan. ------------------------------------ Mungkin saat berjuang kita bisa sambil bernyanyi: "Well we were caught with our hands in the air Don't despair paranoia is everywhere We can shake it with love when we're scared So let's shout it aloud like a prayer Free the people now Do it, do it, do it, do it, do it now Free the people now Do it, do it, do it, do it, do it now" Bring On The Lucie (Freda People) Bersama Lennon kita bernyanyi. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun