Entah sudah beberapa tahun ini, saya tak lagi merasakan meriahnya perayaan natal seperti saat kecil. Sebagai muslim yang besar di keluarga besar yang terdiri dari multi agama dan multi ras, saya sudah terbiasa dengan perbedaan pendapat dan ideologi.
Dulu, ketika belum dewasa perbedaan memang tak banyak menjadi masalah. Bahkan tiap menjelang natal, orang tua saya selalu membelikan baju saya untuk dipakai saat natal di rumah keluarga saya yang nasrani. Hampir sama seperti saat mau lebaran. Padahal dengan gaji orang tua saya yang pegawai rendahan pemerintah. Adalah hal mewah bisa beli baju baru dua kali dalam setahun. Yaitu saat Lebaran dan Natal.
Saat saya SD, tak malu saya terang-terangan bahwa saya sudah beli baju baru buat Natalan. Namun teman saya yang juga muslim malah bilang. “gak boleh bilang seperti itu, kamu kan muslim,” saya hanya merasa aneh saja waktu itu, tapi lambat laun setelah agak dewasa saya makin mengerti bahwa “Ikut Natalan” bahkan “Mengucapkan Natal” adalah menjadi masalah yang terus-menerus berulang di kalangan muslim menjelang akhir tahun.
Perayaan Natal di rumah keluarga besar saya yang nasrani pun hanya sederhana saja. Semua keluarga besar berkumpul untuk makan dan ngobrol-ngobrol saja. Banyak makanan dan minuman enak. Kami tak ikut misa apalagi ke Gereja. Hanya datang berkumpul dan makan besar di rumah salah satu keluarga, hal yang sama seperti saat Lebaran dengan ketupat dan opor ayam.
Setelah reformasi, kehidupan ekonomi di Keluarga besar memang makin berubah , semua makin sibuk dan beberapa keluarga banyak yang berpindah lebih jauh. Otomatis, rentang pertemuanpun makin jarang dilakukan. Lebaranpun bisa berkumpul beberapa minggu setelah Sholat Idul Fitri. Apalagi berkumpul saat Natal? makin sulit lagi dilakukan.
Namun beberapa tahun ini, Perayaan Natalpun sudah tak lagi dilakukan. Bahkan mengirim pesan selamat Natalpun serasa berat dikirim baik lewat Grup WA atau pesan singkat. Malam ini, entah kenapa saya merasa rindu kembali ke masa kecil saya. Berkumpul dengan keluarga besar tanpa lagi meributkan semua perbedaan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H