[caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="gambar : http://masdurohman.blogspot.com/2010/04/blog-post_26.html"][/caption] Ketika banyak orang bingung menemukan diri. Ada yang berpegang teguh pada psikologi, astrologi, atau juga feng-shui. Tapi ada yang bilang semua itu adalah perkiraan, semuanya ramalan. Yang tidak berpegang pada semua itu, seraya mengutuk itu semua adalah usaha mengkudeta kuasa tuhan –seperti saya, barangkali juga berpegang pada ramalan; ramalan bahwa Tuhan adalah sosok paling sok suci di dunia… Orang boleh bilang 1+1 = 2. Tetapi yang lain bilang bahwa jika matematika ingin berkembang, orang harus meyakini bahwa dalam 1+1, ada banyak ‘2’. Entah itu 400: 200 atau yang lainnya. Semuanya boleh meyakini kebenaran masing-masing, yang tentu saja, selalu punya ilusi. Ilusi yang harus dilawan masing-masing kebenaran, yang lucunya hanya dengan cara meyakini bahwa setiap kebenaran punya ilusi. Barangkali, sesuatu yang benar adalah sesuatu yang meyakini adanya ilusi di dalam dirinya sendiri.Barangkali... Ah sudahlah saya tak banyak tahu psikologi, hanya pernah dengar astrologi juga feng-shui. Dan yang pasti, saya sendiri tidak tahu apa hubungannya gambar pohon seseorang dengan tingkat intelektualitas. Apa hubungan lukisan pemandangan pantai dengan tingkat kepribadian. Saya sendiri tak bisa menggambar. Satu-satunya lukisan buatan saya yang saya kagumi hingga sekarang, dan selalu ingin saya lukis, lagi dan lagi adalah gambar tebing curam, dan di atasnya ada pohon juga bunga…
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI