Mohon tunggu...
Erny NurAini
Erny NurAini Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Perbankan Syariah

Menulis apapun itu kesukaanku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Oh Ternyata Gini Rasanya

14 Oktober 2020   23:44 Diperbarui: 15 Oktober 2020   00:01 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tepat hari ini, pukul menunjukkan hampir tengah malam aku sendirian dikamar. Aku menatap layar ponsel juga laptopku yang memancarkan sinar putihnya. Aku ditemani dengan suara deruan angin dari pusaran baling-baling kipas angin. Bahkan yang terdengar hanya suara lirihku yang terus berpikiran atas apa yang ia katakan untuk menegurku yang salah. Aku tak pernah begini, merasakan sakit ketika ada orang yang mengkomentariku walau aku memang salah kecuali satu lelaki  dia adalah ayahku yang menegurku lalu, aku meneteskan setetes demi tetesan air yang sudah tak kuat aku tampung di pelupuk mata lagi. 

***

Dan dia menegurku dengan kata-kata ketikan lewat salah satu media sosial, aku merasakan bahwa dia lelaki/orang yang bisa menyentuh hatiku untuk menangis dan kepikiran. Aku memang salah, aku menyadarinya. Aku melakukannya hanya untuk bercanda, namun ternayata candaanku tidak biasa dan tak seharusnya aku lontarkan ketika bergurau di sosial media yang isinya hampir semua orang bisa tahu apa yang aku ketikan demi ketikan disitu, huhhh, aku bodoh aku pikir itu tak membawa hal buruk namun aku salah. Orang yang aku.....ternyata peka akan hal itu lalu mengingatkanku untuk tak melakukannya kembali, dan dia berhasil buatku menangis karena ketikannya. Maaf aku gak bermaksud menyudutkan salah satu pihak. Dan aku memang bodoh aku bercanda tak mengenal tempat hehe anehnya aku lakukan itu dilingkup sosmed. Dan baru kali ini aku nangis karena ditegur seseorang lebih-lebih dia yang aku ......

***

Waktu di jam dinding terus berputar mengikuti alunan musik yang aku dendangkan. Mungkin untuk saat ini musik adalah pilihan terbaik setelah menangis. Malam ini tepat diatas kasur, aku menangis meratapi kesalahanku dan terus memikirkan ketikannya. Aku takut dia mengganggapku buruk, karena tak hati-hati dalam bermedia sosial ;( maaf kak, aku terlalu lemah dan cengeng. Rasanya sungguh beda aku beneran nyesek rasanya kayak orang kecewa sama seseorang atau orang suka tapi tidak dibalas rasanya. Huuhh,, aku menyesal.

                                                                        ***

Karena tadi aku membuka pengaturan di media sosialku, aku menghapus foto profil, menghilangkan semuanya bahkan status yang baru aku buat aku hapus semua tak tersisa. Setiap aku kecewa atau hati lagi tak baik-baik saja, yang aku lakukan adalah sama. Ada, online namun tak terlihat online. Hatiku sakit banget seriusan sakit, dan malam semakin malam dan mataku tak mau terpejam dulu lagi lagi karena dia ;(

Terima kasih sudah mau mampir dan membaca.  Selamat istirahat

                                                                                                                        14 Oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun