Mohon tunggu...
Erny Kurnia
Erny Kurnia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

seorang pembelajar komunikasi (media dan jurnalisme) di UGM

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pengalaman Diplagiasi

8 Maret 2014   18:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:08 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_326239" align="alignleft" width="600" caption="dok. pribadi"][/caption]

Sekitar tahun 2010 saya ikut menyumbang tulisan dalam buku yang diterbitkan oleh Balai Bahasa Yogyakarta. Buku tersebut berjudul Pesona Alam dan Budaya Jogja. Ada dua tulisan saya dalam buku tersebut yang keduanya berbentuk feature. Salah satu feature yang mengupas suatu tempat wisata pernah saya unggah di akun kompasiana ini, berikut ini link-nya http://sejarah.kompasiana.com/2010/07/04/candi-ngawen-185038.html

Tiga hari yang lalu saya kembali membuka buku Pesona Alam dan Budaya Jogja tersebut. Tujuan saya adalah untuk membaca tulisan lama saya. Kebetulan saat ini saya juga sedang ada proyek nulis yang lagi-lagi mengangkat tema bahkan tempat wisata yang sama. Kemudian saya mencari tahu apakah obyek yang dulu pernah saya tulis dan akan saya tulis kembali tersebut masih dalam kondisi yang sama atau tidak seperti sediakala.  Saya pun akhirnya mengetik kata kunci "Candi Ngawen" pada mesin pencari google. Beberapa detik kemudian saya mendapati banyak website yang mereviewnya. Saya lumayan senang karena candi yang dulu sangat jarang terpublikasi tersebut kini banyak direview oleh para netter.

Lalu saya pun membaca beberapa tulisan terkait Candi Ngawen yang ditulis oleh beberapa netter. Namun saya kaget ketika mendapati sebuah travel website memuat tulisan dengan outline dan beberapa paragraf yang sangat saya kenali. Tidak salah lagi. Tulisan saya ternyata diplagiasi oleh website tersebut. Jujur saja saya merasa sangat kecewa, terlebih ketika tulisan saya dicopy paste oleh travel website untuk kepentingan komersil. Saya pun ingat bagaimana saya turun ke lapangan untuk menghasilkan tulisan tersebut empat tahun silam.

13941072621039505338
13941072621039505338

VS

[caption id="attachment_326242" align="aligncenter" width="564" caption="screen shot tulisan dari website yang menjiplak "]

13941079401661500214
13941079401661500214
[/caption]

[caption id="attachment_326243" align="aligncenter" width="648" caption="Tulisan saya di buku"]

13941081781378604252
13941081781378604252
[/caption]

VS

[caption id="attachment_326247" align="aligncenter" width="604" caption="Screen shot dari website yang melakukan plagiasi"]

13941084221923760894
13941084221923760894
[/caption]

Diplagiasinya tulisan saya oleh beberapa netter tersebut membuat saya merasa sangat kecewa sekaligus mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. Saya sadar kualitas tulisan saya itu tidak terlalu bagus, namun tetap saja rasanya anyel ketika tahu karya saya dibajak sesuka hatinya tanpa menyantumkan sumber. Saya masih bisa menghargai bila pemilik website tersebut hanya mengutip beberapa kalimat yang kemudian diparafrasekan. Bukan mengutip outline atau bisa disebut kerangka berpikir saya dan juga beberapa kalimat tanpa diparafrasekan.

Kekecewaan saya tersebut sekaligus menjadi pelajaran penting bagi saya pribadi. Saya jadi sadar betapa berharganya sebuah karya. Karya lahir dari buah pikir dan usaha yang kemudian diwujudkan dalam berbagai hal seperti tulisan salah satunya. Lalu seburuk apa pun sebuah karya, karya harus tetap dihargai dan tidak boleh sembarangan diakui. Hal tersebut membuat saya sadar kalau saya pribadi harus kian berhati-hati dalam mengutip pemikiran atau data milik orang lain. Bisa saja kita tidak berniat mencuri ide dan karyanya, tetapi kita tidak menyantumkan sumbernya yang kemudian membuat diri kita pantas disebut sebagai plagiator.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun