Bidang kesehatan merupakan sektor yang sangat penting dalam pembangunan bangsa. Bahkan merupakan salah satu indikator untuk menentukan kualitas sumber daya manusia dalam suatu negara, disamping ekonomi dan pendidikan. Oleh karena itu pelaksanaan program kesehatan sangat penting untuk diperhatikan.
      Keberhasilan pelaksanaan program kesehatan dipengaruhi oleh 6 faktor yakni motivasi, komunikasi, kepemimpinan, pengarahan, pengawasan dan supervisi. Dalam tulisan ini lebih terfokus pada faktor pengawasan yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan program kesehatan.
      Pengawasan adalah suatu proses untuk mengukur penampilan suatu program yang kemudian dilanjutkan dengan mengarahkannya sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Pengawasan dapat juga didefenisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan organisasi dan manajemen tercapai.
Melalui pengawasan, standard keberhasilan program yang dituangkan dalam bentuk target dan suatu prosedur harus selalu dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan staf. Jika ada kesenjangan atau penyimpangan terjadi harus segera diatasi. Penyimpangan harus dapat dideteksi secara dini, dicegah, dikendalikan atau dikurangi. Pengawasan bertujuan agar penggunaan sumber daya dapat lebih diefisienkan, dan tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih diefektifkan. Tanpa pengawasan atau pengawasan yang lemah akan terjadi berbagai penyalah gunaan wewenang.
Bila pengawasan dilakukan dengan baik maka akan ada beberapa manfaat yang diperoleh yakni : tujuan yang ditetapkan dapat diharapkan pencapaiannya dengan kualitas dan kuantitas tertinggi yang direncanakan, pembiayaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut tidak melebihi apa yang telah ditetapkan dan bahkan dapat ditekan sehingga efisiensi dapat lebih ditingkatkan. Disamping itu dapat memacu karyawan berprestasi dan berkreasi sesuai kemampuan yang dimilikinya.
Ada beberapa obyek yang biasanya diawasi dari pelaksanaan suatu program yakni : 1)Kuantitas dan Kualitas Program. Pengawasan model ini menitik beratkan pada barang atau yang dihasilkan program. Standard yang dipakai sering bersifat fisik. 2).Biaya Program. Ada 3 macam standard yang dipakai untuk pengawasan biaya yakni modal yang dipakai, pendapat yang diperoleh serta harga dari program. 3)Pelaksanaan Program. Model pengawasan ini lebih mementingkan pelaksanaannya yang ditinjau dari waktu, ruang dan tempat. Standard yang dipakai misalnya program lain yang sejenis. 4)Hal -- hal yang bersifat khusus yang ditetapkan sendiri oleh administrator. Misalnya mengawasi keadaan yang luar biasa atau hasil audit.
Dalam pelaksanaan program kesehatan, pengawasan yang sering dilakukan adalah pengawasan terhadap mutu pelayanan kesehatan. Hal ini karena jika mutu pelayanan tidak baik maka berakibat buruk bagi kehidupan. Untuk itu di negara yang telah maju, kalangan kedokteran menetapkan standard tersendiri yang disebut standard kualitas profesional.
Metode yang dilakukan dalam pengawasan bermacam -- macam. Secara umum ada 5 metode yakni : melalui laporan khusus dan hasil analisa yang dilakukan terhadap laporan khusus tersebut, melalui data statistik yang dikumpulkan menyangkut berbagai aspek kegiatan organisasi, melalui observasi personal yang dilakukan pimpinan atau orang tertentu, melalui internal audit, dan melalui alat elektronik otomatik.
Pengawasan yang sering dilakukan dalam pelaksanaan program kesehatan meliputi 2 jenis standard pengawasan yakni : standard norma dan standard kriteria. Standard norma dibuat berdasarkan pelaksanaan staf dalam melakukan kegiatan program yang sejenis atau yang dilaksanakan dalam situasi yang sama di masa lalu. Contoh : petugas UKS seharusnya dapat mengunjungi semua sekolah di wilayah kerjanya minimal 3 kali dalam setahun.
Sedangkan standard kriteria diterapkan untuk kegiatan pelayanan oleh petugas yang sudah mendapat pelatihan. Standard ini terkait dengan tingkat profesionalisme staf. Contoh : staf KIA harus mampu melakukan imunisasi BCG pada semua anak antara umur 0 -- 1 tahun. Ke dua standard ini digunakan untuk menyusun standard operating prosedur (SOP), pedoman kerja petugas, atau penilaian kemampuan seorang petugas kesehatan.
Dalam aktivitas kegiatan baik di Puskesmas maupun Rumah Sakit, seorang pimpinan harus memperhatikan prinsip pengawasan yakni : pengawasan yang dilakukan dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah diukur. Contoh : waktu dan tugas pokok yang harus diselesaikan oleh staf harus dapat dipantau oleh pimpinan sehingga dapat dilaksanakan tepat pada waktunya. Prinsip lainnya adalah standard untuk kerja harus dijelaskan kepada semua staf. Kinerja staf akan terus dinilai oleh pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan penghargaan kepada mereka yang dianggap mampu bekerja. Jika hal ini dapat dilaksanakan dengan baik, staf akan lebih meningkatkan tanggung jawab dan komitmennya terhadap kegiatan program.