Mohon tunggu...
Ernush RajaMau
Ernush RajaMau Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang calon imam Katolik yang sedang menjalani masa Formasi sebagai Seorang Frater Filosofan di Biara San Juan Kupang. Sekarang saya sedang menjalani Studi Filsafat di Fakultas Filsafat UNWIRA, Semester 1. Hobi saya yakni membaca dan bermain musik. Konten yang saya senangi ialah konten yang berbicara tentang ilmu filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Martabat Manusia dalam Bayang-Bayang Globalisasi dan Teknologi

6 Juni 2024   17:45 Diperbarui: 6 Juni 2024   17:50 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di dunia nyata atau pun dunia maya kita dapat menyaksikan begitu banyak praktik kejahatan atas kemanusiaan; dan kejahatan dalam dunia maya bisa diafirmasi sebagai potret dari dunia nyata. Di dalamnya kita dapat melihat martabat manusia yang dihancurkan dalam beraneka cara dan bentuk. Pengalaman penderitaan bahkan kematian tak terhindarkan bagi para korban. Bukankah ini sebuah bencana terhadap kemanusiaan?

Berhadapan dengan tragedi ini, kita hendaknya membuka mata dan tidak mengurung diri dalam kemapanan. Manusia menjual manusia adalah salah satu bentuk kejahatan yang selalu ada dalam dunia nyata maupun dalam dunia maya. Kehadirannya tidak lain ialah sebagai yang terburuk dari sekian bentuk kejahatan lainnya. Tindakan komersialisasi terhadap martabat manusia ini sungguh memprihatinkan. Harga diri manusia direndahkan. Manusia dinilai berdasarkan kekuatan tenaga kerjanya. Manusia tidak lagi dihargai sebagai pribadi, melainkan sebagai sumber tenaga yang dapat digunakan sesuai dengan pesanan dan kepentingan majikannya. Situasi demikian mau menunjukan bahwa kuasa dan uanglah yang menentukan martabat seseorang pekerja. Bahkan seorang pekerja harus melakukan tindakan yang bertentangan dengan hati nuraninya.

Tragedi di atas, umumnya dilakukan oleh jaringan yang sistemik dan rapi, sehingga solusi yang mencakup baik tindakan preventif dapat dilakukan melalui jaringan kerja sama antara masyarakat sipil, lembaga swadaya, dan pemerintah untuk melakukan penyelidikan, pentuntutan, dan pembatasan gerak-gerik para pelaku kejahatan diperlukan. Mengapa? Hal ini dikarenakan pada abad plural sekarang ini dengan banyak kemajuan teknologi, melejitnya perkembangan ilmu pengetahuan, tindakan perdagangan orang semakin dimudahkan oleh sebuah proses kemajuan yang dinamakan globalisasi. Globalisasi telah memberikan kemudahan ketersediaan orang-orang untuk dieksploitasi dan memfasilitasi kenaikan perdagangan manusia lewat proses migrasi penduduk. Inilah fakta yang terjadi melalui dunia maya atau pun di dunia nyata yang sungguh disayangkan dan perlu untuk disikapi dengan bijak.

Kita memang menyaksikan peran pemerintah, Gereja dan lembaga kemanusiaan lainnya.  Tetapi yang menjadi pertanyaan di sini ialah apa sumbangsih kita sebagai orang-orang yang menjunjung tinggi kemanusiaan dalam menyelamatkan jiwa-jiwa yang tak berdosa (para korban trafficking) berhadapan dengan akselerasi kemajuan teknologi abad ini? Meminjam kata-kata dari Michael M. Soge, “untuk memulai sebuah pergerakan konkret baik oleh negara maupun oleh siapapun yang mencintai kemanusiaan dan yang berkehendak baik dalam menyelamatkan sesama manusia; pertama, fakta bahwa perdagangan manusia telah meningkat drastis oleh karena globalisasi, diantaranya: globalisasi pasar bebas, perdagangan bebas, persaingan ekonomi yang lebih besar, dan penurunan investasi negara terhadap perekonomian warga sebagai dampak negatif dari sebuah kemajuan abad modern ini.”

Berhadapan dengan kemajuan global atau modernitas yang melenceng dari rel, orang mesti menyadari bahwa zaman telah mengubah apa yang kita anggap mapan di masa lalu. Proses kemajuan yang dinamakan globalisasi serentak dengan gampang memobilisasi orang melalui komunikasi jarak jauh dan banjirnya informasi membuat orang dengan mudah mengambil langkah berkomunikasi dengan dunia yang tengah berubah dengan cara baru. Globalisasi tak dapat disangkal telah mengambil spiritualitas komunitarian kita dan mengakibatkan luasnya prinsip individualitas dalam kehidupan bersama. Dengan latar belakang yang demikian, penulis menawarkan; mari kita dengan peran yang berbeda mencapai tujuan yang sama dan kemuliaan yang sama, memberikan pencerahan serta pencegahnya. Untuk itu sebuah kesadaran harus terus menerus dibangkitkan. Orang-orang yang rentan menjadi korban, misalnya; perempuan remaja dan anak-anak perlu mendapat pencerahan bahwa berbagai tawaran kerja diluar negeri tidak selalu indah yang dipromosikan.

Namun ingatlah bahwa teknologi tidak selalu buruk, melainkan ada sisi baiknya juga. Oleh karena itu, sangat perlu untuk membangkitkan kesadaran dan pencerahan melalui teknologi yang ada, seperti: media masa, media cetak, media elektronik, brosur, internet dan media lain yang dapat dimengerti oleh masyarakat. Harapannya bahwa melalui teknologi tersebut dapat membantu kita untuk memberikan informasi kepada Masyarakat atau kelompok yang rentan termanipulasi oleh pelaku trafficking. Informasi yang diberikan pun sekurang-kurangnya dapat membantu mereka untuk mempertimbangan secara matang dan tidak termakan oleh bujukan dan janji indah dari orang-orang yang merekrut mereka. Adalah lebih baik, atas dasar Hak Asasi Manusia “Human Trafficking” harus dihentikan karena manusia bukanlah barang-barang atau komoditi yang diperjual belikan. Masyarakat harus sadar dan melihat bahwa human trafficking merupakan tindakan kejahatan yang mencederai martabat manusia. Maka perlu merestorasi kembali nilai-nilai dalam kehidupan kultur kebudayaan yang telah memudar, seperti nilai solidaritas dan penghargaan terhadap nilai kehidupan itu sendiri.

Teknologi, betapapun canggihnya, hanyalah karya manusia, dan kehadirannya tidak akan pernah menggantikan peran manusia yang memanusiakan manusia. Ia hanya sebagai causa instrumentalis, karenanya ia tidak bisa mengalahkan manusia sebagai causa prinsipalis. Tujuan teknologi diciptakan sesungguhnya untuk mencerahkan manusia agar semakin maju dalam pengetahuan. Namun, semuanya bergantung pada cara pemakaian dan pengolahan oleh konsumernya. Jika salah mengonsumsi maka akibatnya bisa saja mencederai diri sendiri dan juga orang lain. Untuk itu, sebagai konsumer teknologi, kita perlu menerima watak ganda dari teknologi, di satu pihan memberikan nilai-nilai psoitif, di pihak lain juga memberikan nilai-nilai negatif. Semua bergantung pada pemakainya. Jika dimanfaatkan dengan baik, maka teknologi itu sangat membantu manusia. Tetapi, jika tidak bijak memanfaatkannya, teknologi dapat menghancurkan masa depan seseorang. Dengan demikian, tuntutan dalam penggunaan teknologi sebaiknya dimanfaatkan untuk hal-hal yang baik dan berguna. Media sosial, atau media lain kiranya merupakan lokus yang tepat untuk membagikan pengetahuan yang kita miliki tentang betapa berharga dan bernilainya martabat seorang manusia.

Dalam Etika ada kata wurde/martabat: yang mengungkapkan keagungan diri manusia, tetapi dalam kaitan dengan Tuhan atau wahyu kita adalah imago dei (Serupa dan segambar dengan Allah). Penulis ingin menegaskan bahwa, sebagai imago dei martabat manusia seharusnya bukan dijadikan sebagai komoditi, untuk diperjualbelikan dengan sewenang-wenang, melainkan menjadikannya harta berharga yang tak dapat dibayar oleh apapun yang mesti dijunjung dan dihormati oleh setiap manusia. Maka sebagai homo religious sekaligus homo digital, hendaknya kita bisa saling menghormati sebagai saudara dalam dunia yang nyata, karena pada hekekatnya kita tak memiliki hak menelanjangi dan merampas martabat diri sesama kita dan juga, diharapkan kita mampu mengendalikan dan menguasai dunia maya, dengan menginput pengetahuan-pengetahuan untuk kemanusiaan sebagai konkritisasi keimanan kita kepada Tuhan yang adalah dasar terdalam dari kemanusiaan. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun