Nutrisi yang cukup dan teratur meningkatkan konsentrasi, memori, dan kemampuan belajar anak-anak, yang berdampak positif pada prestasi akademik mereka saat sedang menimba ilmu.
4. Pengurangan KesenjanganÂ
Program ini membantu menyamakan peluang bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, memberikan mereka kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang, melalui dukungan nutrisi atau gizi.
5. Dukungan bagi Keluarga Berpenghasilan Rendah
Mengurangi beban keuangan keluarga berpenghasilan rendah yang mungkin kesulitan menyediakan makanan sehat dan bergizi bagi anak-anak mereka. Meskipun hanya sekali sehari, menurut saya masih lumayan lah ya membantu anak-anak selama belajar dan menempuh pendidikan.
Standar Bagi Pengusaha Makanan Yang Ditunjuk
Bicara soal dana dan gizi tentu saja tidak cukup. Belajar dari kasus keracunan 40 orang siswa di beberapa waktu lalu di Sekolah Dasar (SD) Negeri Dukuh 03, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, tentunya harus ada standar bagi pengusaha makanan yang ditunjuk.Â
Saya pribadi belum pernah membaca bagaimana mekanisme penetapan standar bagi pengusaha makanan yang nantinya ditunjuk untuk menjadi mitra penyedia makanan bergizi gratis ini. Â Karena meskipun gizi sudah mencukupi, dan dana penyelenggaraan sudah ada, namun jaminan makanan yang aman dikonsumsi tentu saja harus diperhatikan.
Pasalnya, kasus keracunan bagi tiap-tiap orang bisa menimbulkan dampak kesehatan yang berbeda, apalagi anak-anak. Standar penyediaan makanan di sekolah bertujuan untuk memastikan bahwa makanan yang disajikan kepada siswa mendukung kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan mereka.Â
Berikut adalah beberapa poin utama yang biasanya menjadi bagian dari standar tersebut antara lain :
1. Nutrisi Seimbang yang meliputi :
- Kandungan Gizi: Makanan harus mengandung karbohidrat, protein, lemak sehat, serat, vitamin, dan mineral dalam proporsi yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak.
- Variasi Menu: Menu harus bervariasi setiap hari untuk mencegah kebosanan dan memastikan cakupan gizi yang beragam.
- Porsi Sesuai Usia: Porsi makanan disesuaikan dengan kebutuhan energi berdasarkan usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas siswa.
2. Keamanan dan Higienitas Makanan yang meliputi :
- Bahan Segar: Gunakan bahan makanan yang segar dan bebas dari bahan kimia berbahaya.
- Proses Masak yang Aman: Makanan harus dimasak dengan metode yang aman (rebus, kukus, panggang) dan menghindari terlalu banyak makanan gorengan.
- Kebersihan: Memastikan dapur, peralatan, dan area penyajian makanan selalu bersih. Petugas harus memiliki sertifikasi kesehatan.
3. Larangan Bahan Makanan Tertentu seperti :
- Pengurangan Gula dan Garam: Batasi penggunaan gula, garam, dan bahan tambahan makanan lainnya.
- Hindari Makanan Olahan Berlebih: Kurangi makanan cepat saji, minuman bersoda, dan makanan ringan tidak sehat.
- Pengecualian Alergen: Hindari makanan yang dapat memicu alergi umum (misalnya kacang, seafood) jika ada siswa dengan alergi tertentu.
4. Edukasi Gizi secara konsisten melalui :
- Pelibatan Siswa: Ajarkan siswa pentingnya makan sehat dengan melibatkan mereka dalam memilih atau menyiapkan makanan.
- Informasi Gizi: Berikan informasi tentang kandungan gizi dari makanan yang disajikan.
5. Kepatuhan pada Regulasi oleh penyedia yang harus memperhatikan :
- Standar Pemerintah: Mengikuti standar yang ditetapkan oleh kementerian kesehatan atau lembaga terkait di negara setempat.
- Audit Berkala: Melakukan pemeriksaan rutin terhadap kualitas makanan dan kebersihan oleh pihak berwenang.
6. Keberlanjutan
- Bahan Lokal: Gunakan bahan makanan yang berasal dari petani lokal untuk mendukung keberlanjutan.
- Pengelolaan Limbah: Kurangi limbah makanan dengan pengelolaan yang baik.
Nah tentu saja, harapan kita adalah bagaimana agar ke depan, regulasi yang mengatur MBG ini memiliki standar yang aman dan layak untuk menunjang tumbuh kembang anak Indonesia selama menuntut ilmu di sekolah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI