Produktif di Coffe Shop, meskipun berbiaya namun saya lebih suka menyebutnya sebagai kantor kedua. Kompasiana memang ada-ada saja kalau angkat topik pilihan. Nembak langsung ke trend saat ini, dan memang lagi di gandrungi.
Saya pribadi sekitar 6 bulan belakangan ini memang sangat menikmati kerja dari Coffe shop, karena ternyata bisa lebih fokus dan pekerjaan lebih cepat selesai. Ya gimana dong, mau makan tinggal pesen di tempat, Suasana tenang, wifi kenceng. Dahlah, biaya pribadi keluar juga akhirnya jadi ga apa-apa, soalnya nyaman bekerja itu memang utama bagi saya.
Faktor Penyebab Utama
Sebagai ASN, sebenarnya saya dan banyak rekan-rekan lain pastinya punya cerita yang sama. Kita tidak bisa terlalu banyak menuntut kepada negara. Karena kata atasan saya "jangan tanya apa yang negara berikan padamu, tapi tanya apa yang bisa kau berikan untuk negara".
Baiklah, tidak salah memang, namun sepertinya atasan saya itu agak sedikit lupa menurut saya. Bagaimana bisa memberikan hasil yang maksimal apabila faktor pendukungnya di abaikan begitu saja.
Terakhir saya ingat betul, ketika suasana di ruang kerja saya yang notabene adalah humas. Iya, humas, manusia-manusia penulis berita, pembuat konten kreatif pun pelaksana berbagai tugas dan fungsi lainnya yang diberikan negara. Dimana kami dipaksa dalam satu ruangan yang menurut kami sesak dan sempit, dengan hingar bingarnya.
Bagaimana otak di tuntut kreatif, namun dengan lingkungan kerja yang berisik. Â Tak hanya saya yang berkeluh kesah, meskipun ketika itu saya pribadi dengan senang hati naik ke lantai 3 gedung hanya untuk kerja sendiri dengan tenang. Namun beberapa rekan juga berkeluh kesah yang sama, 'tim sebelah berisik', begitu kira-kira keluhan mereka. Belum lagi kadang di dalam ruangan ber AC ini tercium bau rokok.
Saya ingat betul ketika mengambil inisiatif untuk menyampaikan berbagai keluhan ini kepada atasan saya, yang di sambut dengan sangat luar biasa. Sebaris kalimatnya yang membuat saya punya ruang kerja yang lain, begini kira-kira bunyinya,
"Yaudah, cari aja tempat kerja sendiri sana"
Dengan senang hati gumam saya dalam hati, yang saya jawab secara lisan dengan kata 'siap bos'. Yang penting sudah saya sampaikan dong, karena memang katanya saya yang vokal.
Lalu dari situ mulailah saya cari-cari coffe shop dengan suasana tenang, makanan dan minuman yang lumayan sehat dan harga masih terjangkau. Ketemu, dan sejak saat itu mulailah saya bekenalan dengan publik workspace yang bernama coffe shop ini.