Saya bukanlah pegawai sebuah perusahaan startup, apalagi pengamat. Namun membaca topik pilihan malam ini membuat saya teringat dengan kasus handphone pertama saya zaman dahulu kala.Â
Teringat juga dengan perkataan seseorang yang sudah saya anggap seperti orang tua sendiri, beliau berkata "Segala sesuatu itu akan runtuh jika tidak bisa beradaptasi dengan perubahan".
Meskipun saya tidak sepenuhnya tahu apa penyebab dari hengkangnya para pendiri atau founder sejumlah bisnis startup belakangan ini, namun saya yakin selalu ada kaitannya dengan perubahan yang terjadi.
Entah itu perubahan model bisnis, perubahan perilaku konsumen atau masyarakat, perubahan motivasi dari internal sendiri, ataupun faktor lainnya yang mengakibatkan hal tersebut terjadi. Bahkan menjadi fenomena di dunia maya.
Belajar dari Kasus Nokia
Saya ingat betul selama beberapa dekade, di sekitar tahun 199oan ketika Nokia menjadi primadona. Mengalahkan saingannya seperti Siemens dan Motorola, namun bersaing ketat dengan Samsung. Ah saya ingat betul, hanya anak orang kaya yang bisa mengantongi handphone GSM Nokia masa itu.
Bahkan ketika saya masuk SMA pun saya sangat bangga punya handphone Nokia tipe 3315. Tapi tetap iri dengan teman yang sudah mengantongi Nokia daun, sebutan untuk tipe 7610. Handphone Nokia tipe ini pun naik daun ketika pemeran utama film Ada apa dengan Cinta pakai juga.Â
Hingga beberapa dekade selanjutnya, di mana perkembangan teknologi pun mengalami perubahan, tidak hanya dari sisi kualitas dan fitur, namun dari segi design dan tren masyarakat. Hal ini pula yang mengakibatkan jatuhnya pangsa pasar Nokia di akhir tahun 2000an.
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan hal ini terjadi, namun yang paling santer terlihat adalah keterlambatan Nokia beradaptasi dengan teknologi yang bernama smartphone.Â
Ya, Nokia terlambat dalam mengadopsi teknologi smartphone. Sementara perusahaan lain seperti Apple dan Samsung beralih ke smartphone berbasis layar sentuh dengan sistem operasi canggih seperti iOS dan Android, Nokia tetap fokus pada ponsel fitur dan sistem operasi Symbian yang ketinggalan zaman.
Selain itu, sistem operasi utama Nokia, tidak dapat bersaing dengan iOS dan Android dalam hal user experience, ekosistem aplikasi, dan dukungan pengembang. Bahkan upaya Nokia untuk beralih ke Windows Phone juga tidak berhasil menarik banyak pengguna dan pengembang aplikasi.Â