Ada juga Bukit Rhema, Svargabumi, Candi PAwon, Candi Mendut, dan masih banyak lagi. Penyebutan destinasi selain Borobudur, bukan berarti penulis melarang berkunjung ke tempat selain Borobudur, namun artinya, bahwa Borobudur bisa menjadi bukan tujuan utama wisatawan seandainya taripnya tinggi.
Dapat kita bandingkan pula, seandainya harga tiket ke Borobudur tetap Rp750 ribu, untuk wisatawan mancanegara, bisa jadi akan mencari pariwisata lain yang harga koceknya lebih ringan, namun memiliki pesona yang tidak kalah menarik.Â
Sebut saja Angkor Wat, di Kamboja. Taripnya sekitar Rp600 ribu dengan aksebilitas yang lebih kuat untuk kunjungan wisatawan mancanegara. Â Angkor adalah salah satu situs arkeologi terpenting di Asia Tenggara, dan merupakan peninggalan kekaisaran Khmer dari abad ke-9 hingga 15.
Seharusnya, Pemerintah bisa lebiih baik menata segalanya, termasuk dalam hal ticketing. Bahkan kalau bisa, untuk wisatawan dalam negeri, Brobudur dijadikan wisata tak berbayar walau dirasa sangat suit. Â Paling tidak, jangan menaikkan harga tiket dengan begitu tinggi. Â Perlu digarisbawahi, kita perlu membenahi 3 A (akses, amenitas, dan atraksi) bila ingin seperti negara lain yang lebih maju.
Jadi bagi keluarga ataupun sekolah yang akan mengadakan liburan ke Yogja, sebaiknya dipikirkan kembali dengan matang, agar liburannya menjadi benar-benar sebuah kegiatan refreshing/penyegaran. Dengan demikian nanti di saat kita kembali kerja, tidak akan memikirkan beban keuangan yang lumayan terkuras habis ketika mengadakan acara liburan. Jangan jadikan healing  malah jadi bikin pening.
Penulis adalah guru SMKN 1 Cianjur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H