Mohon tunggu...
Erni Wardhani
Erni Wardhani Mohon Tunggu... Guru - Guru, penulis konten kreator (Youtube, Tiktok), EO

Guru SMKN I Cianjur, Tiktok, Youtube, Facebook: Erni Wardhani Instagram: Erni Berkata dan Erni Wardhani. Selain itu, saya adalah seorang EO, Koordinator diklat kepala perpustakaan se-Indonesia, sekretaris bidang pendidikan Jabar Bergerak Provinsi, Pengurus Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat, Pengurus Komunitas Pegiat Literasi Jawa Barat, Pengurus IGI kabupaten Cianjur, sekretaris Forum Kabupaten Cianjur Sehat, Founder Indonesia Berbagi, Tim pengembang Pendidikan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Provinsi Jawa Barat, Humas KPAID Kabupaten Cianjur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kompasianer TS, Menulislah

14 September 2017   07:43 Diperbarui: 15 September 2017   00:51 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menemukan orang ini adalah  pada saat saya mengikuti sebuah acara pelatihan menulis di Universitas Negeri Jakarta, hampir setahun lalu. Ia bukan sebagai Kompasianer, karena  ada Pak Iskandar Zulkarnaen penjaga admin senior Kompasiana, COO. Jadi? Ia menawarkan kepada kami 20-an orang guru untuk membukukan tulisannya.

TS, kemudian saya dan beberapa orang Kompasianer menyebutnya. Dari nama Thamrin Sonata, yang kerap memberi pelatihan menulis dan atau untuk menerbitkan buku secara indie. Bahkan saya ditarik bergabung dengan penulisan keroyokan untuk sebuah tema: Toleransi yang (kemudian) dikatapengantari oleh Prof. Mahfud MD.   

Yang mengejutkan, saya dalam acara Ngoplah di sarang macan dunia media, di Lingkungan KOMPAS-Gramedia diajak Bang TS sebagai yang ngomong perihal Toleransi. Sehingga saya bertemu dan berkenalan dengan Mbak Nindy dan Mbak Nurhasanah (admin Kompasiana). Bahkan saya tahu lebih terang gambaran pengelolaan Kompasiana. Ruangnya yang luas dan yang bekerja tampak santai tapi serius.

Gayung bersambut. TS dan Bang Isson Khairul (Kompasianer juga) kerap ke Cianjur. Untuk apa? Memberi pelatihan kami -- saya dan teman-teman guru -- tentang menulis, menerbitkan buku dan sekitar literasi, tentu. Asyik. Sehingga puluhan guru yang berniat untuk menulis mengenal Bang TS. Sebagai orang yang care pada soal-soal menulis, menerbitkan buku. Dunia literasi. Sebagai pendampingan bagi guru yang memang sedang bergairah untuk menulis. Termasuk saya yang tergabung untuk menjadi tim dalam grup Satu Guru Satu Buku (Sagu Saku). Yakni guru yang (bisa) menulis satu buku.

Karena bertemu dengan Bang TS itulah saya beberapakali ikut Nangkring: ke Jakarta maupun Agustus kemarin di Bandung. Bahkan ikut ICD ke Jogja. Ya, di ICD pun yang ditawarkan Bang TS soal buku. Karena ia menjadi penjaga KutuBuku (Komunitas Kompasiana yang peduli masalah tulisan dan buku). Dan di persis ulang tahun saya di Jogja itu, saya menerbitkan buku, tepatnya novel Teka-teki di Bibury Village. Ya, diterbitkan di tempat Bang TS.

Sebagai guru bahasa Indonesia, pas banget saya belajar pada Bang TS perihal tulis-menulis. Saya kadang didorong-dorong untuk menulis cepat tentang apa saja. Walau ia tahu saya berangkat dari menulis cerita berbahasa Ibu: Sunda. Di mana saya menulis Ceu Entin, yang sekarang alhamdulillah sudah terjual di kisaran 300 buku lebih. "Sebagai penulis yang baru setahun, nulis saja yang banyak. Soal mutu, nanti akan berjalan dengan sendirinya. Dan kalau sudah punya beberapa buku, akan dilirik oleh penerbit besar," ujarnya.

Benar saja. Saya pun merambah fiksi anak-anak atas dorongannya. Bahkan kemudian dibukukan menjadi sebuah kumpulan tulisan fiksi anak berlatar belakang tatar Sunda. Judulnya: Mawar dari Cihideung. Ya, diambil dari salah satu naskah yang memenangkan Sayembara Menulis Bacaan Anak oleh Balai Bahasa Jawa Barat, Juli 2017.

Saya pikir, orang seperti Bang TS sebagai pendorong bagi kami yang ingin merambah ke dunia tulis-menulis. Hal yang spesifik, yang kerap disebutnya sebagai dunia Jalan Sunyi. Bukan dunia ingar-bingar dan gebyar. Namun inilah dunia intelektual. Dunia literasi yang jejaknya akan ada bahkan panjang. Karena seperti yang saya tahu dan baca dari penulis sastrawan besar Pramudya Ananta Toer. Bahwa kalau kita bukan siapa-siapa: menulislah. 

Dan saya terdorong oleh Bang TS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun