Mohon tunggu...
Erni Wardhani
Erni Wardhani Mohon Tunggu... Guru - Guru, penulis konten kreator (Youtube, Tiktok), EO

Guru SMKN I Cianjur, Tiktok, Youtube, Facebook: Erni Wardhani Instagram: Erni Berkata dan Erni Wardhani. Selain itu, saya adalah seorang EO, Koordinator diklat kepala perpustakaan se-Indonesia, sekretaris bidang pendidikan Jabar Bergerak Provinsi, Pengurus Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat, Pengurus Komunitas Pegiat Literasi Jawa Barat, Pengurus IGI kabupaten Cianjur, sekretaris Forum Kabupaten Cianjur Sehat, Founder Indonesia Berbagi, Tim pengembang Pendidikan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Provinsi Jawa Barat, Humas KPAID Kabupaten Cianjur.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Daun yang Luruh di Rambutnya

25 Februari 2017   23:11 Diperbarui: 25 Februari 2017   23:16 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku gamang untuk menggandengmu. Ini sebuah kota kecil yang masih memiliki adab. Terlebih suatu siang. Apa kata dunia? Sedang ada rembulan pada siang hari? Tak. Aku tidak ingin mengubah adat baik hanya karena aku bertemu dengan Acil. Sama seperti kau yang sudah berkepala dua sebuah usia matang, tentu. Barangkali kau di sana, di tempat yang selalu kausebut membuatmu tak betah. Hanya karena bertahan untuk bisa bersamaku.

“Er, apa cuma kita ketemu lagi, dan untuk berpisah?” sampai juga pada ujung lidah yang kautahan sejak lama rupanya.

“Inginmu apa? Aku wanita. Yang selalu menunggu. Bukan karena zaman yang berubah atau yang sudah modern. Persoalan cinta, persoalan klasik. Sejak Romeo and Juliet. Rama dan Sinta. Ratna dan Galih ....””

Tap!

Aku entah digiring apa, bisa mencekal ujung lenganmu. Dingin. Apa peduliku? Ini sudah perjalanan panjang dari stasiun cinta kita hingga tak perlu tatatapan misalnya orang melihat kami seperti truk gandengan pada siang beringsut pelan. Stasiun yang membuat kita mesti kayak orang gelo!

“Aku ingin Erni tak lagi lari menjauh ...,” katamu lirih.

“Trus?”

“Ya cuma pernah kepleset ...dengan Mia.” Kali ini kausenyum. Bahkan ada tawanya.

“Yang menjadikanmu seorang mantan?”

Aku memejamkan mata. Kuhela nafas panjang, dan kusemburkan pelan-pelan.

Tap!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun