Mohon tunggu...
Erni WahyuWijayanti
Erni WahyuWijayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Brawijaya

Mahasiswi Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Terobosan Terbaru Kandidat Vaksin Oral Covid-19 oleh Mahasiswa IB

22 Juli 2021   19:20 Diperbarui: 22 Juli 2021   20:03 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak akhir tahun 2019, dunia dilanda wabah COVID-19. Penyakit ini disebabkan oleh virus baru yang berasal dari mutasi anggota keluarga coronaviridae yaitu SARS-CoV-2. Prevalensi COVID-19 di Indonesia hingga saat ini, awal Juli 2021 mencapai 2 juta kasus yang dinyatakan positif COVID-19. Hal tersebut menyebabkan kelumpuhan semua aktivitas kalangan masyarakat yang dilakukan di luar rumah serta menimbulkan banyak kerugian di berbagai sektor. 

Salah satu upaya pencegahan yang dilakukan adalah adanya pemberian vaksin. Namun vaksin yang beredar saat ini adalah vaksin suntik, melihat dari segi kekurangannya banyak masyarakat yang takut terhadap jarum suntik dan pada saat pengaplikasiannya diperlukannya tenaga khusus ahli medis sehingga menyulitkan dalam pendistribusian vaksin.

Oleh karena itu 5 Mahasiswa UB yang terdiri atas Muhammad Asrofianto (FK 2018), Gadis Arivia (FK 2018), Indy Zahrotul Firdaus (FK 2019), Erni Wahyu Wijayanti (FTP 2018) dan Muaafi Fadhlullah (FTP 2019), di bawah bimbingan Dr. Valentina Yurina S.Si, M.Si, Apt melakukan riset dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta dengan judul “Optimalisasi Lactococcus lactis Rekombinan Berbasis Susu Kedelai Fermentasi sebagai Kandidat Vaksin Oral COVID-19”.

Vaksin oral yang diusulkan menggunakan vektor bakteri Lactococcus lactis yang telah direkombinasi dengan membawa protein spike dari virus COVID-19 yang selanjutnya diformulasikan dalam bentuk susu kedelai fermentasi (soyghurt). Vaksin tersebut diharapkan dapat menginduksi respon imun mukosal dan sistemik (immunoglobulin IgA dan IgG) sehingga dapat melindungi tubuh terhadap patogen. Induksi sistem imun mukosal menjadi penting dalam pengembangan vaksin coronavirus karena virus ini menginfeksi melalui rute mukosal.

dokpri
dokpri

Hasil ketercapaian dari riset ini adalah bakteri Lactococcus lactis rekombinan dapat mempertahankan masa hidupnya dalam basis susu kedelai fermentasi sehingga proses pengantaran vaksin ke dalam membran mukosa dapat berjalan dengan baik. Keunggulan vaksin oral ini yaitu mudah diaplikasikan untuk semua kalangan, tidak memerlukan tenaga kesehatan dalam pengaplikasiannya, penyimpanan vaksin yang cukup mudah di dalam freezer dengan ketahanan kurang lebih 1 bulan dan lebih praktis dan serta bakteri yang digunakan foodgrade sehingga aman dikonsumsi.

Asrofianto selaku ketua peneliti menjelaskan bahwa tujuan dari riset ini adalah memformulasikan vaksin berbasis susu kedelai fermentasi menggunakan bakteri Lactococcus lactis rekombinan sebagai proteksi terhadap infeksi virus COVID-19. Dari hasil riset ini harapannya dapat menjadi terobosan terbaru vaksin dengan rute oral dan mampu menjadi solusi dalam mengatasi wabah pandemic COVID-19, serta wabah infeksi lainnya dimasa yang akan datang.  Namun, masih diperlukan uji pengembangan vaksin lebih lanjut terkait efektifitasnya agar dapat diterima masyarakat dengan baik dan teraplikasikan ke seluruh lapisan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun