Mohon tunggu...
Erni Irawati
Erni Irawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Student at Sociology Education, State University of Jakarta

Saya adalah mahasiswi aktif di Pendidikan Sosiologi UNJ dengan kemauan tinggi yang besar untuk belajar hal baru dan memiliki hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masyarakat Era Baru (Modernitas) Menurut Zygmunt Bauman

18 Oktober 2022   09:50 Diperbarui: 18 Oktober 2022   09:57 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam proses ini Bauman menyebutkan terdapat perang dalam segi mental terhadap pembebeasan dari misteri dan magis yang digunakan untuk mengukuhkan akal budi dan kebebesan yang menjangkaui bagian bagian.  dunia yang murni dan lama. Bauman menjelaskan bahwa modernitas "cair" ini ialah sebuah pengaturan yang baru dan belum terjadi sebelumnya dimana setiap manusia dihadapkan dalam tantangan yang belum dihadapi. 

Modrnitas ciar baisa ditemukan di masyarakat modern yang cair dimana setiap kelompok melakukan perubahan secara cepat dan menjadikannya sebagai rutinitas. Manusia pada era modern akan selalu berupaya untuk mengendalikan alam semesta dan lingkungan sekitarnya. Kondisi seperti ini akan menghasilkan individualisme dan keterasingan yang akan menghantui seluruh manusia dan berakibat hilangnya pendasaran manusia yang bersifat fundamental

Modernitas Padat 

Selain modernitas cair, juga terdapat bentuk modernitas padat yang dijelaskan menurut Bouman sebagai suatu bentuk modernitas yang menampilkan praktik yang menantang institusi-institusi modernitas. Masyarakat dalam modernitas padat didefinisikan memiliki ciri masyarat yang serba transparan dan berkembang ke arah progresifistas yang bisa diperhitungkan. Karakter manusia pada modernitas padat terdiri dalam otonomi pendasaran norma, idea dan tatanan yang jelas dan kokoh. Selain itu, dalam modernitas padar manusia teradministaasi sebagai bentuk total dan memiliki kebebasan di dalam tatanannya. Di dalam modernitas padat juga terdapat pemimpin yang direpresentasikan sebagai penugasan untuk mengambil keputusan masing-masing. 

Ambivelensi dalam Modernitas

Ambivelesi diartiakan sebagai dimensi residual dari suatu pemaknaan. Keterkaitan antara ambivelensi dan modernitas ialah menurut Bauman, yang menekankan bahwa yang membedakan modernitas dengan era lainnya ialah adanya obsesi yang begitu besar terahadap desain dan tatanan. Ambivalen yang dikatakan dalam Bauman merupakan bentuk pandangan yang mengartikan bahwa manusia hidup di dalam ketidakpasian dimana tidak ada nilai yang pasti. Ambivalensi memungkinan masyrakat untuk ditempatkan ke dalam suatu objek peristiwa yang lebih dari satu kategori. Dalam kehidupan yang ambivalen, manusia memiliki keragaman yang tidak mungkin di tata dala bentuk moral yang rasional dan universal, manusia perlu memilki moral karena mereka akan hidup dengan manusia lainnya. Ambivelensi dapat muncul karena di dalamnya muncul orang asing yang terserak dari tatanan. Orang asing dikategorikan sebagai sapah hasil dari modernitas yang kedatangannya berarti akhir dari normalitas dan stabilitas suatu masyarakat. 

Icon Masyarakat dalam Modernitas

Masyarakat dalam modern memiliki ikon sebagai produksi dan konsumsi dalam pembanganan citra sosial yang ada dan sebagai sumber utama dalam penentuan "Gaya Hidup" yang tertentu dalam diri individu. Manusia menciptakan suatu iklan yang ada di masyarakay untuk menarik keinginan masyrakat luas untuk berkonsumsi dan membangun citra dan identitas produk yang akan dibeli. Hal ini terjadi karena setiap manusia pada era modern akan terus menerus berinovasi untuk tatanan kehidupan yang lebih baik. 

SUMBER :

Fansuri, Hamzah. "Globalisasi, postmodernisme dan tantangan kekinian sosiologi indonesia." Jurnal Sosiologi Islam 2.1 (2012).

Putranto, Hendar. "Dekonstruksi Imortalitas dalam kerangka Kritik terhadap Modernitas dan Pascamodernitas: Telaah Zygmunt Bauman." Dekonstruksi 7.01 (2022): 66-121.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun