Mohon tunggu...
ERNI NUR FITRIANI
ERNI NUR FITRIANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hamba Allah

Semangatku karena orang-orang tersayang yang selalu mendukungku.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Observasi Kolam Ikan (Budidaya Ikan Nila Merah)

6 November 2022   06:12 Diperbarui: 6 November 2022   07:34 1732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pribadi bersama Pak Timin pemilik Kolam Ikan 

Ikan Nila merupakan ikan yang hidup di air tawar. Ada beberapa jenis Ikan Nila yang ada di Indonesia, salah satunya adalah Ikan Nila Merah. Ikan Nila Merah memiliki bentuk tubuh yang pipih dan memanjang kesamping dengan mata yang menonjol. Selain itu juga memiliki guratan pada sisinya yang berfungsi untuk memberi keseimbangan pada tubuh ikan saat berenang. Ikan Nila juga mempunyai sisik yang besar dan berlendir yang berfungsi untuk melepaskan diri dari cengkraman predator. Ikan dengan nama ilmiah Oreochromis niloticus ini, banyak diminati oleh petani maupun konsumen karena memiliki beberapa keunggulan, seperti pertumbuhan yang cepat, mudah dikembangbiakkan, toleran terhadap kondisi lingkungan, dan rasa dagingnya enak. Beberapa keunggulan tersebut mendorong masyarakat untuk membudidayakannya.

Salah satu budidaya Ikan Nila yang ada di daerah Purworejo terletak di dusun Ngemplak RT 02/RW 02 Desa Candingasinan, Kecamatan Banyuurip. Budidaya ini didirikan secara pribadi oleh Bapak Timin pada tahun 2010. Disana terdapat enam kolam Ikan Nila Merah, yang masing - masing kolam berukuran 10 m persegi. Idealnya dalam satu kolam berisi 250 ekor saja, namun karena keterbatasan tempat, kolam yang dibudidaya oleh Pak Timin ini berisi kurang lebih 1000 ekor perkolam. Disetiap kolam, terdapat Ikan Nila Merah dengan ukuran yang berbeda karena telah disortir berdasarkan besar kecilnya ikan menggunakan ayakan. Hal ini juga mempengaruhi sedikit banyaknya makanan yang diberikan disetiap kolamnya. Makanan yang diberikan setiap harinya yaitu berupa pelet dan rumput azolla. Sedangkan setiap minggunya diberikan vitamin berupa pupuk tetes (Molase Tetes Tebu) yang berfungsi untuk memperbaiki kualitas air, membantu percepatan pertumbuhan ikan, serta meningkatkan produktivitas ikan. Fungsi pelet itu sendiri adalah sebagai asupan gizi dan sumber energi bagi ikan, sedangkan Rumput Azzola mengandung protein tinggi yang baik untuk pertumbuhan ikan serta memiliki kandungan lignin yang rendah sehingga mudah dicerna oleh ikan. Terkadang dalam pemberian pakan, harus dicampur dengan yakult agar pakan tidak keras, karena apabila pakan keras dapat menyebabkan perut ikan pecah.

Untuk menghasilkan benih -benih ikan, Pak Timin lebih memilih untuk melakukan pemijahan sendiri daripada membeli. Agar kualitasnya bagus, beliau memisahkan indukan Nila Jantan dan betina agar tidak terjadi pemijahan liar. Pemijahan Ikan Nila dilakukan secara masal dengan perbandingan 1:3 ( 1 indukan jantan dan 3 indukan betina). Pemijahan berlangsung pada hari  ke tujuh sejak indukan dimasukkan ke dalam kolam pemijahan. Pemijahan akan terjadi pada kubangan yang telah dibuat di dasar kolam. Indukan betina akan mengeluarkan telur di kubangan tersebut lalu akan dibuahi oleh indukan jantan. Setelah dibuahi telur-telur itu akan dierami oleh indukan betina di dalam rongga mulut.

Cara budidaya ikan nila yang baik dan benar yaitu dengan memilih lahan yang tepat, menyiapkan benih ikan yang berkualitas, jumlah bibit ikan harus sesuai ketentuannya yaitu dalam kolam yang berukuran 10 m berisi 250 ekor, pakan harus berkualitas, harus diberi vitamin, dan selalu menjaga kondisi ekosistem kolam. Ciri-ciri kolam ikan harus diganti airnya yaitu dapat melihat dari segi keagresifan ikan, ketika ikan mogok makan maka air harus diganti. Dalam pembuangan air kolam ikan ini, Pak Timin menggunakan sistem pembuangan air bawah yaitu ketika lubang pembuangan bawah dibuka, otomatis air di kolam akan mengalir atau terkuras hal ini sesuai dengan hukum alam yang menjelaskan bahwa air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Sistem pembuangan ini lebih efisien dibandingkan dengan sistem pembuangan air atas karena endapan atau kotoran -kotoran yang berada di dasar kolam akan ikut terbawa oleh air, sehingga air kolam akan lebih cepat bersih dan tidak khawatir ikan akan ikut hanyut karena pada saluran pembuangan yang berada di kolam sudah diberi jaring yang tidak bisa dilalui oleh ikan. 

                Alasan Pak Timin lebih memilih membudidayakan Ikan Nila dibanding dengan ikan lele antara lain yang pertama adalah pakan Ikan Nila Merah lebih ekonomis daripada pakan Ikan Lele, selain itu dapat membuat pakan sendiri yaitu dengan membudidayakan rumput Azolla yang bisa dipanen dua hari sekali, yang kedua karena harga Ikan Nila Merah lebih tinggi daripada harga Ikan Lele, dapat diketahui bahwa harga Ikan Nila Merah sekitar Rp. 35.000 sedangkan harga Ikan Lele sekitar Rp.25.000, yang ketiga karena air kolam Ikan Nila Merah tidak mengeluarkan bau yang tidak sedap, yang keempat karena benih Ikan Nila Merah dapat dipijakan sendiri.

                Ikan Nila Merah ini dapat dipanen pada  saat berusia 8 -12 bulan dengan hasil kurang lebih 3,5 kwintal setiap panennya. Selain dijual ke pasar,hasil panen Ikan Nila Merah juga dikirimkan ke pengepul - pengepul yang sudah menjadi langganan. Namun diluar proses pemanenan masal, ikan nila juga dapat sewaktu-waktu dipanen apabila terdapat pembeli yang memesan.

Penulis : Khoirisa Nur Aini (222180154), Erni Nur Fitriani (222180157), Lutfi Nurlita Melani (222180167)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun