Mohon tunggu...
Erni Maryani
Erni Maryani Mohon Tunggu... Guru - guru

membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mewujudkan Lingkungan Sekolah menjadi Zero Waste dengan Memakai Tumbler

29 Oktober 2024   20:30 Diperbarui: 29 Oktober 2024   20:32 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

  

 Sampah pelastik adalah sampah yang sangat membahayakan kehidupan manusia dan makhluk lainnya dibumi ini. Hal tersebut diakibatkan karena pelastik mengandung bahan kimia berbahaya dan sangat sulit diuraikan sampai ribuan tahun. Sampah pelastik telah mencemari lingkungan.  Salah satu solusinya yaitu melakukan penggunaan pelastik digantikan dengan menggunakan pelastik sebagai wadah yang food grade dan bisa digunakan berulang.

Zero Waste adalah gaya hidup yang bertujuan untuk meminimalkan jumlah sampah yang dihasilkan dalam setiap harinya. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan zero waste. Beberapa cara untuk menerapkan zero waste di sekolah antara lain mengurangi penggunaan sampah pelastik, menggunakan kembali (reuse) mendaur ulang (recycling) memilah sampah organic dan non organic, membuat kompos.

Setiap harinya para Petugas kebersihan sekolah membuang sampah yang jumlahnya sangat banyak yang dihasilkan dari  plastik jajanan siswa di kantin sekolah. Melalui gerakan zero waste, sekolah dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, terutama dari penggunaan botol plastik sekali pakai. Dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan sekolah  dan mengurangi dampak sampah plastik, banyak sekolah kini mulai menerapkan gerakan zero waste atau nol sampah. Salah satu langkah sederhana namun berdampak besar yang dapat dilakukan adalah penggunaan tumbler atau botol minum isi ulang sebagai pengganti botol plastik sekali pakai. Gerakan ini bertujuan tidak hanya untuk menjaga lingkungan, tetapi juga untuk menanamkan kebiasaan hidup berkelanjutan pada generasi muda.

Penggunaan tumbler mengurangi kebutuhan akan botol plastik sekali pakai yang seringkali dibuang setelah sekali digunakan. Dengan mengurangi penggunaan plastik, siswa membantu mengurangi timbunan sampah yang berpotensi mencemari lingkungan.  Membawa tumbler sendiri membuat siswa dan guru tidak perlu lagi membeli minuman kemasan plastik. Air minum disediakan melalui dispenser yang ada di sekolah. Selain itu Tumbler yang dibawa sendiri oleh siswa dan guru dapat dipastikan kebersihannya, sehingga risiko terkontaminasi zat kimia dari plastik atau bakteri dari botol bekas bisa diminimalisir.

Membawa tumbler ke sekolah adalah langkah kecil yang mengajarkan siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan. Ketika siswa terbiasa membawa tumbler, mereka akan lebih sadar tentang peran mereka dalam mengurangi sampah plastik. Untuk mendukung kebiasaan ini, sekolah menyediakan dispenser atau stasiun pengisian air minum di beberapa titik strategis agar siswa mudah mengisi ulang tumbler mereka. Dispenser ditempatkan di tiap lantai kelas.

Melalui gerakan zero waste dengan penggunaan tumbler di sekolah adalah langkah kecil namun berdampak besar dalam menjaga lingkungan. Dengan komitmen bersama antara sekolah, siswa, dan seluruh warga sekolah, gerakan ini bisa menjadi kebiasaan positif yang diharapkan dapat terus berlanjut. Sehingga menciptakan generasi yang lebih perduli terhadap lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun