Pendidikan karakter merupakan salah satu fondasi penting dalam perkembangan anak-anak, terutama di jenjang sekolah dasar. Pada tahap ini, anak berada dalam fase yang sangat kritis untuk menyerap nilai-nilai moral dan sosial yang akan membentuk kepribadian mereka di masa depan. Penguatan pendidikan karakter tidak hanya melibatkan proses akademis, tetapi juga pembiasaan dalam kegiatan sehari-hari. Di sinilah peran penting sekolah dan orang tua bekerja sama untuk memastikan karakter anak berkembang dengan baik.
Salah satu pendekatan yang mendukung pendidikan karakter adalah melalui Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini memberikan fleksibilitas kepada guru untuk mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam setiap mata pelajaran. Pendekatan holistik ini bertujuan untuk membentuk anak-anak tidak hanya menjadi cerdas secara kognitif, tetapi juga memiliki sikap yang positif, seperti disiplin, tanggung jawab, dan rasa empati. Pendidikan karakter dalam Kurikulum Merdeka mencakup berbagai aspek, seperti nilai-nilai kebhinekaan, kemandirian, dan gotong royong, yang semuanya penting untuk membentuk generasi masa depan yang unggul.
SDN 11 Indralaya adalah salah satu sekolah yang telah menjalankan berbagai program untuk memperkuat pendidikan karakter siswa. Salah satunya adalah kebiasaan membaca surat-surat pendek Al-Quran sebelum memulai pelajaran. Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan nilai-nilai spiritual, tetapi juga menciptakan suasana kelas yang tenang dan kondusif. Anak-anak diajak untuk memahami pentingnya memulai hari dengan kegiatan yang positif dan religius.
Selain itu, sekolah juga membiasakan siswa melakukan sholat dhuha berjamaah di dalam kelas. Dengan melibatkan siswa dalam kegiatan ibadah secara rutin, diharapkan terbentuk karakter yang religius dan disiplin. Kegiatan ini membantu siswa belajar untuk mengatur waktu, menghargai kebersamaan, dan memperkuat hubungan spiritual mereka.
Di luar kegiatan akademis dan religius, SDN 11 Indralaya juga menyediakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pengembangan karakter siswa. Kegiatan seperti pramuka, agama, bahasa Inggris, tari, dan gambar, memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan diri dan bekerja dalam tim. Dalam pramuka, misalnya, siswa belajar tentang kepemimpinan, kerjasama, dan tanggung jawab. Sementara itu, kegiatan seni seperti tari dan gambar, mendorong kreativitas dan apresiasi terhadap budaya.
Namun, apa yang terjadi jika pendidikan karakter tidak diajarkan? Anak-anak mungkin tumbuh dengan kecerdasan akademis, tetapi tanpa kesadaran moral dan sosial yang memadai. Mereka bisa kurang memiliki empati, tanggung jawab, atau disiplin. Hal ini dapat menyebabkan tantangan dalam interaksi sosial dan kesulitan dalam menavigasi kehidupan bermasyarakat yang kompleks. Oleh karena itu, pendidikan karakter adalah investasi jangka panjang yang esensial untuk menciptakan individu yang seimbang secara emosional dan intelektual.
Peran orang tua juga tidak kalah penting dalam pendidikan karakter. Di rumah, orang tua dapat membantu memperkuat nilai-nilai yang diajarkan di sekolah dengan menjadi contoh nyata. Misalnya, orang tua dapat mengajarkan pentingnya kejujuran dengan menunjukkan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari, atau mengajarkan tanggung jawab melalui tugas-tugas rumah tangga. Dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, nilai-nilai karakter dapat dipupuk secara konsisten.
Dengan kolaborasi antara sekolah, kurikulum yang mendukung, dan peran orang tua, pendidikan karakter dapat tertanam kuat dalam diri anak-anak. Mereka tidak hanya akan menjadi pelajar yang berprestasi, tetapi juga manusia yang berakhlak mulia dan siap berkontribusi positif di masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H