Ernies Opy Wilanda, Mutiara Elsyaheda, Ratih Kurnia Septiana, Aisyah PutriÂ
Pada usia anak sekolah dasar anak mulai bergabung dengan lingkungan yang berada di sekitarnya, berinterkasi dengan teman sebayanya, anggota keluarga dan guru yang berada disekolah. Sering kali seorang anak mempunyai hambatan atau bahkan melakukan perilaku yang kurang baik ketika mereka bergabung dilingkungannya, yang dapat merugikan, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Perilaku tersebut merupakan perilaku negatif yaitu biasanya berupa perilaku kenakalan. Kenakalan pada anak dimaknai sebagai bentuk perilaku yang kurang sesuai dengan norma atau aturan yang berada ditengah Masyarakat.Â
Pada masa anak pertengahan atau masa usia sekolah dasar anak lebih sering melakukan perilaku negatif yaitu berupa sebuah perilaku agresif. Perilaku agresif yang dilakukan oleh anak bisa berupa agresif fisik maupun agresif verbal, agresif fisik seperti memukul, mendorong, mencubit, menendang, menggelitiki dan lain halnya, kemudian perilaku agresif verbal seperti menghina, mengancam, mencaci maki, berteriak keras, berbicara kotor dan lain halnya.
Perilaku agresif pada anak tersebut dapat disebabkan oleh empat faktor yaitu gangguan biologis dan penyakit, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan pengaruh budaya negatif. Faktor-faktor penyebab ini sifatnya kompleks dan tidak mungkin hanya satu faktor saja yang menjadi penyebab timbulnya perilaku agresif.
Keempat faktor penyebab timbulnya perilaku agresif pada anak:
A. Faktor Biologis
     Perilaku dan emosi pada anak dapat dipengaruhi oleh fakor genetik, neurologis, dan faktor biokimia, juga dapat dipengaruhi oleh kombinasi dari ketiga faktor tersebut. Misalnya ketergantungan ibu pada alkohol ketika mengandung, hal tersebut dapat mempengaruhi karakteristik anak setelah lahir, termasuk emosi dan perilakunya. Contoh lain seperti seorang ayah yang kecanduan minum-minuman keras menurut penelitian juga beresiko tinggi menimbulkan perilaku agresif pada anak. Perilaku dapat juga muncul pada anak yang orang tuanya penderita gangguan kejiwaan. Selain itu, penyakit kurang gizi, bahkan cedera otak, dapat, menjadi penyebab timbulnya gangguan emosi atau tingkah laku.
B. Faktor Keluarga
Faktor keluarga yang dapat menyebabkan anak berperilaku agresif dapat diidentifikasikan seperti berikut.
Pola asuh orang tua yang menerapkan disiplin dengan tidak konsisiten.
1. Sikap permisif orang tua, yang biasanya berawal dari sikap orang tua yang merasa tidak dapat efektif untuk menghentikan perilaku menyimpang anaknya, sehingga cenderung membiarkan saja atau tidak mau tahu. Sikap permisif ini membuat perilaku agresif cenderung menetap.