Mohon tunggu...
Erni Widyawati
Erni Widyawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa/Erni W/Asal instalasi Poltekkes kemenkes yogyakarta

Hobi saya membaca dan mengetik

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Siklus Menstruasi

27 Agustus 2024   08:39 Diperbarui: 27 Agustus 2024   08:42 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sikus menstruasi.canva

Menstruasi adalah Pengeluaran darah dari vagina yang terjadi secara periodik.

Siklus menstruasi adalah waktu yang dimiliki tubuh untuk mempersiapkan diri untuk kemugkinan terjadi kehamilan.siklus menstruai tiap orang berbeda beda namun prosesnya sama .

Rata rata lama siklus menstruasi 28 hari tetapi siklus setiap orang berbeda beda,Namun seseorang dikatakan memiliki lama siklus yang normal ketika terjadi setiap 21 hari hingga 35 hari,dihitung dari mulai menstruasi hari pertama hingga menstruasi kembali hari pertama lagi.Dengan periode menstruasi 2-7 hari.

Dalam Rentang waktu 28 hari atau 21 hingga 35 tersebut,terjadi

  • Menstruasi

Terjadi ketika hormon estrogen dan progesteron dalam kadar serendah rendahnya.      

  • Proliferasi

Waktu endometrium tumbuh dan terjadi pelepasan Ovum. Terjadi penigkatan FSH sehingga terjadi pematangan folikel oleh hipofisis anterior di anterior pitutari, folikel yang matang memproduksi estrogen (berfungsi sebagai penebalan dinding Rahim). Kenaikan estrogen menstimulasi Hipofisis anterior memproduksi LH,LH memicu ovulasi.

  • Ovulasi

Folikel mengeluarkan ovum,dan folikel menjadi mayat (Korpus luteum),Korpus luteum memproduksi progesteron dan bekerja sama dengan estrogrn menebalkan dinding Rahim untuk persiapan pembuahan (penempelen embrio apabila terjadi fertilisasi).

  • Sekresi atau luteal

Ovarium melepaskan sel telur.Estrogen dan progesterone mengirim feedback melalui kelenjar pitutari anterior kepada  FSH untuk berhenti mematangkan sel telur karena dalam dinding Rahim terdapat sel telur yang masih belum dibuahi.



  • Fisiologi Ovarium

Sel Folikuler yang terdapatpadaovarium memiliki kemampuan mensintesis hormone seks dan membentuk korpus luteum FSH dan LH memicu sintesis hormone seks.

  • Folikel primer

Terdir dari oosit kecil dikelilingi granulosa (diameter 0.05 mm) terletak dekat dengan lapisan tunika albugenia dan ovarium

  • Folikel sekunder

Memicu pembentukan sel granulosa,LH memicu proliferasi.Sel teka interna terpicu LH memproduksi androgen.androgen berfungsi memproduksi esterogen.Sel teka menembus lapisan sel granulosa,sel granulasa memproduksi enzim aromatase(mengubah androgen menjadi estrogen)

  • Folikel Tersier

Sel granulosa meingkat karena dipengaruhi hormone gonadotropin dan estrogen,sehingga terbentuk ruangan berisi cairan antrum yang berisi kadar hormone FSH dan estrogen.Pada saat bersamaan estrogen  dalam darah menigkat tajam sehingga terjadi penekanan pengeluaran FSH dalam Hipofisis.Tumbuh dan matinya folikel tergantung pada rasio FSH/LH dalam folikel itu sendiri.


Jika FSH > LH,folikel dapat terus tumbuh.Tersedianya reseptor FSH yang cukup serta kadar estrogen dan FSH yang tinggi dalam cairan folikel akan memicu pertumbuhan folikel lebih lanjut. FSH mengunah androgen menjadi estrogen (Pertumbuhan folikel tidak bergantung pada hipofisis-Hipotalamus,melainkan proses)


Jika FSH < LH,Folikel menjadi atresi.FSH rendah Androgrn tidak dapat mengubah  menjadi estrogen,sehingga kadar androgrn dalam folikel meningkat dan folikel atresi.

Folikel menjelang pecah.

Dinding luar folikel disebut sel teka eksterna,terdiri dari jaringan ikat dan sel sel stroma.Lapisan granulosa menjamin keberlangsungan sel telur hidup. Menjelang Ovulasi terjadi Migrasi sel teka ke laisan sel granulosa.Menjelang pecah cairan folikel ditemukan kadar protein,LH,FSH,Prolatin,estradiol,progesterone dan androgen yang tinggi.Hari terakhir menjelang pecah ,Folikel DeGraaf bertambah besar,akibat rangsangan LH yang kadarnya meningkat tajam preovulasi.proliferasi sel granulosa dengan sendirinya berakhir.

  • Ovulasi adalah pecahnya sel telur dari folikel dan terbentuknya korpus luteum dari lapisan sel-sel granulosa.

 Peristiwa ovulasi merupakan peristiwa yang sangat kom- pleks. Proses terjadinya ovulasi diatur oleh hormon gonadotropin dan steroid seks. Go- nadotropin tidak hanya mengatur pematangan folikel yang dominan, melainkan juga mengatur proses lisis dinding folikel dan pelepasan sel-sel telur. Proses ovulasi dapat segera terjadi begitu kadar LH meningkat secara tajam. Puncak LH mencapai kadar maksimal 16-20 jam menjelang ovulasi. Puncak LH ini terjadi akibat adanya rangsang- an hormon estradiol terhadap hipofisis. Estradiol ini berasal dari folikel yang akan segera pecah yang kadarnya sangat tinggi pada saat folikel siap-siap akan pecah. Di sini terlihat, bahwa untuk terjadinya ovulasi diperlukan hormon gonadotropin dan hor- mon estrogen. Signal untuk terjadinya ovulasi justeru datangnya dari folikel itu sendiri dengan adanya rangsangan estrogen terhadap hipofisis. Jadi, gonadotropin tidak ber- peran secara langsung terhadap pecahnya folikel. Gonadotropin hanya memicu sintesis steroid seks seperti estrogen dan estrogen inilah yang kelak menentukan perlunya ovu- lasi atau tidak dan bila memang perlu, estrogen memberi lampu hijau kepada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon gonadotropin. Jika sintesis steroid seks dihambat. meskipun diberikan gonadotropin dalam jumlah besar ovulasi tetap saja tidak terjadi. Tiga hari setelah ovulasi, terbentuklah organ endokrin baru yang dikenal dengan se- butan benda kuning atau korpus luteum. Korpus luteum ini terbentuk dari sel-sel granulosa.

Warnanya kelihatan kuning karena banyak mengandung karotin. Dari teka interna terjadi vaskularisasi ke lapisan lutein sehingga makin banyak saja progesteron yang dihasilkan. Korpus luteum terdiri dari dua tipe sel lutein, yaitu satu yang berasal dari granulosa dan yang satu lagi berasal dari teka interna. Sel-sel lutein terdiri dari sel-sel kecil dan besar. Sel kecil berada di bawah pengaruh FSH dan bertugas untuk mempro- duksi estrogen, sedangkan yang besar berada di bawah pengaruh LH dan bertanggung jawab untuk memproduksi progesteron dan androgen.

Pada fase luteal dijumpai juga kadar estrogen yang meningkat. Dahulu diduga bahwa kadar estrogen tersebut berasal dari folikel yang tidak mengalami atresi. Namun, de- wasa ini telah dibuktikan bahwa estrogen tersebut ternyata berasal dari korpus luteum, yang selain memproduksi estrogen juga memproduksi 17 alfa hidroksiprogesteron dan androgen. Pada kadar tertentu estrogen akan menekan fungsi korpus luteum untuk tidak memproduksi progesteron lagi, sedangkan androgen juga pada kadar tertentu selain menekan produksi progesteron di korpus luteum juga memicu sel-sel lutein untuk memproduksi inhibin. Faktor pertumbuhan seperti EGF, IGF, atau interleukin dan in- terferon diduga ikut berperan juga pada proses sintesis steroid seks oleh korpus luteum. PGF 2 alfa bekerja sebagai luteolitik, sedangkan prostasiklin sebagai luteotrop. Sepu- luh sampai 12 hari setelah ovulasi korpus luteum lambat laun akan menghilang. Bila terjadi kehamilan, korpus luteum berubah menjadi korpus luteum gravidatis. Andaikata tidak terjadi kehamilan, kadar progesteron darah akan turun dan terjadilah haid.


  • Sumber : Ali Baziad.PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,Jakarta,2008,Kontrasepsi Hormonal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun