Mohon tunggu...
Erni Suryani
Erni Suryani Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Seorang Ibu Rumah Tangga yang peduli pada masalah pendidikan, sosial kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Berbahagia Itu Mudah Saja

12 Januari 2014   15:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:54 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat-lihat kehidupan orang kadang memberikan kesenangan tersendiri bagi sebagian orang. Bisa saja awalnya dari ketidaksengajaan seperti saat memutar channel tv yang sedang menayangkan kehidupan seorang public figure, membuka wall di media sosial, atau menyaksikan sendiri kehidupan teman atau tetangga. Sepertinya yang terlihat adalah yang indah-indah saja. Lalu terekam dalam ingatan.

Kalau hanya selintas saja itu biasa, tidak mungkin kan kita  "merem"  kalau kemana-mana. Tapi yang kemudian menjadi tidak biasa adalah apabila hal itu menjadi kebiasaan lalu timbullah rasa iri di dalam hati. Perasaan itu bisa timbul karena yang dilihat adalah model kelurga yang sangat  harmonis, kebahagiaan yang terlihat semakin lengkap bila berbalut dengan kemakmuran materi.

Seperti itulah yang terjadi pada Imah (sebut saja demikian) seorang ibu muda yang sudah 5 tahun menjalani pernikahan. Sering ia merasa gelisah ketika mendapati saudara, teman atau tetangganya terlihat begitu mesra dengan pasangannya. Sementara ia sendiri merasa kehidupannya terlalu banyak dihimpit masalah yang seolah tiada berujung. Dan penderitaannya seolah semakin parah ketika menyaksikan disekelilingnya orang terlihat bahagia dengan hidupnya.

Imah sepertinya lupa, bahwa sesungguhnya setiap orang sedang menjalani fitrahnya masing-masing. Allah tidak akan pernah salah dalam menempatkan orang pada posisinya masing-masing. Malaikat juga tidak pernah salah dalam menjalankan tugasnya menghantarkan rezeki kepada pemiliknya, tidak akan tertukar sama sekali.

Mungkin juga Imah tidak tahu bahwa model-model rumah tangga bahagia seajahtera yang dilihatnya sebenarnya juga pernah mengalami masa-masa seperti yang ia alami atau mungkin lebih parah lagi, Hanya saja mereka selamat melewati fase tersebut. Atau mungkin juga itu  hanyalah kebahagiaan semu. Keadaan sebenarnya mungkin sama saja, tapi tidak ingin diketahui orang lain dengan berbagai alasan, misalnya tidak ingin aibnya diketahui orang lain -memang tidak boleh kan- atau bisa juga karena untuk sebuahpencitraan. Apalagi ada orang-orng yang menjadika pencitraan sebagai sebuah gaya hidup. Hmm bersyukur kalau pencutraan baik yang dibuat lalu bisa menginspirasi orang lain untuk berbuat kebaikan yang serupa.

Bersyukur adalah kuncinya. Bersyukur adalah sebuah jalan menuju kebahagiaan, dan ternyata kebahagiaan tidak perlu kita cari kemana-mana, ia ada di dalam hati. Bahagia adalah seberapa besar kesyukuran bisa hadir di hati untuk kemudian menjelma menjadi rasa selalu ingin saling berbagi. Semoga hidup kita selalu dilingkupi dengan kebahagiaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun