”Erni…..ajari aku bikin blog ya”. Sebetulnya hal itu terdengar biasa saja. Tapi ada yang luar biasa di telinga saya ketika mengingat bahwa yang mengatakan itu adalah seorang teman yang latar belakang pendidikan dan lingkungannya sekarang bukan termasuk line lower
Ya.....teman saya itu (sebut saja Nia) adalah seorang sarjana pendidikan bahasa asing dan sekarang masih aktif sebagai guru di sebuah SD yang berada di sebuah wilayah penyangga ibukota. Dengan bangganya teman tersebut ”memamerkan” sebuah alamat email yang baru dibuatnya dan melalui email tersebut dia bisa berkomunikasi dengan orang bule.
Takjub, itu jelas sangat terlihat dari ocehannya dengan gaya seorang guru seolah-olah kami yang mendengarkan belum pernah menyaksikan apa yang diceritakannya. Walau dengan nyengir yang ditahan kami –saya dan seorang sahabat lainnya- dengan sabar mendengarkan pengalaman baru kawan tersebut dalam berinternet ria.
Selesai pertemuan dengan Nia, dengan janji dalam pertemuan berikutnya dia akan membawa komputer untuk memulai sesuatu yang baru lagi baginya, saya jadi berfikir; ”bukankah di jaman serba digital ini kita akan harus bisa menguasai teknologi sehingga media informasi akan berada dalam genggaman dan barangsiapa yang menguasai media informasi maka dia akan menguasai dunia.”
Nia adalah sebuah contoh bagaimana sangat tertinggalnya kita dalam menyerap kemajuan teknologi. Sebagai seorang pendidik yang terbilang senior seharusnya dia sudah bisa berbagi lebih banyak tentang pengetahuan yang dikuasainya atau minimal dia bisa mengambil manfaat dari informasi yang bertebaran untuk kemaslahatan dilingkungannya.
Tapi tidak ada kata terlambat, buktinya Nia yang masih mau mengejar ketertinggalannya dan saya yakin masih ada jutaan Nia-Nia lain di seluruh Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H