Kedisiplinan. Nilai ini sering kali dianggap sebagai aspek sederhana dalam pendidikan, namun sejatinya ia adalah permata tersembunyi yang membentuk karakter pribadi. Lebih dari sekadar mematuhi aturan, kedisiplinan menjadi landasan penting bagi pengembangan spiritual, intelektual, dan emosional setiap individu.
Di tengah hiruk-pikuk padatnya kegiatan sekolah, kedisiplinan menjadi nilai yang sangat penting, terutama bagi siswa Kanisius (Kanisian). Para Kanisian harus membiasakan diri untuk mengatur waktu dengan baik, membagi perhatian antara kegiatan ekstrakurikuler dan prestasi akademik, serta mengelola energi dan fokus secara efektif agar dapat menjalani tanggung jawab sebagai pelajar sambil tetap menikmati dinamika sekolah.
Â
Setiap kegiatan sekolah menuntut tanggung jawab dan komitmen yang melatih Kanisian untuk mengembangkan keterampilan dalam mengatur prioritas, menghadapi tantangan, dan tetap teguh pada tujuan mereka.
Melalui sikap tersebut, padatnya dinamika sekolah bukanlah beban, melainkan kesempatan berharga untuk membangun karakter yang kuat. Kedisiplinan yang terbentuk selama masa sekolah ini akan menjadi bekal penting dalam menghadapi tantangan hidup di masa depan. Sebagai contoh, pengalaman yang menguji sikap disiplin para Kanisian adalah beberapa hari terakhir. Pada hari Sabtu dan Minggu, terdapat kegiatan EduFair, dilanjutkan dengan Penilaian Tengah Semester (PTS) yang berlangsung dari hari Rabu sampai dengan Selasa depannya.
Kanisius dikenal sebagai institusi yang memiliki standar akademis yang tinggi dan banyaknya frekuensi kegiatan yang wajib diikuti oleh para Kanisian. Dilansir dari Hasil Pertemuan Para Pendidik SJ di Klaten (1982), Kanisius sebagai sekolah Jesuit bertujuan mendidik dan membimbing para siswa untuk menjadi manusia yang berkepribadian utuh. Kolese-kolese Jesuit mengharapkan alumninya untuk memiliki sikap rajin, jujur, adil, disiplin, dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap nusa dan bangsa.
Dalam tradisi pendidikan Ignatian, kedisiplinan dilihat sebagai sarana pengembangan sikap tanggung jawab, pengendalian diri, serta dorongan untuk terus berbuat lebih baik atau magis. Bersama dengan nilai-nilai 4C1L (Competence, Conscience, Compassion, Commitment, and Leadership), kedisiplinan menjadi pondasi utama yang membentuk pribadi yang cerdas, peduli terhadap sesama, dan berintegritas tinggi. Nilai ini, meskipun tidak secara resmi diajarkan melalui buku pelajaran, dapat diperoleh oleh Kanisian melalui dinamika sekolah, baik di SMP maupun SMA Kanisius Jakarta.
Salah satu metode yang digunakan oleh Kanisius untuk melatih nilai kedisiplinan adalah melalui banyaknya kegiatan sekolah. Di SMP Kanisius, Kanisian diwajibkan untuk mengikuti Pramuka, Bela Negara, Compassion Week, Ignatian Brotherhood, Live-In, Camping Pramuka, serta berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan seni wajib lainnya.
Melalui proses formasi tersebut, alumni Kanisius diharapkan memiliki mutu akademis yang unggul, memiliki sikap terbuka dan berminat terhadap ilmu pengetahuan, memiliki disiplin mental untuk menerapkan keahlian akademis dengan pantas, serta menguasai "metode belajar" yang tepat dan kuat.
Dalam hal pengembangan kepribadian, alumni Kanisius diharapkan mampu membentuk pribadi "a man for and with others", mengutamakan nilai-nilai manusiawi yang berjiwa Nasional untuk perkembangan bangsa, serta memiliki sikap terbuka dan mampu peka terhadap situasi zaman modern (Buku Pedoman Pelajar CC 2019/2020).