Mohon tunggu...
Ernestus Revan YA
Ernestus Revan YA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Siswa Kelas 10 - SMA Kanisius Jakarta

Seseorang yang ingin dapat diandalkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia Emas 2045, Apakah Pemimpin Indonesia Sudah Siap?

27 Juli 2024   15:29 Diperbarui: 27 Juli 2024   15:32 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambaran kota IKN untuk 2045, sumber: Kompas

INDONESIA EMAS 2045?
"Indonesia Emas 2045" adalah sebuah proyek jangka panjang yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia untuk menciptakan negara yang maju, sejahtera, dan dapat bersaing dengan lingkup internasional pada tahun 2045, bertepatan dengan peringatan 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Proyek ini sendiri mencakup berbagai aspek pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup seluruh rakyat Indonesia, terutama di bidang perekonomian, infrastruktur, kesehatan, dan kualitas hidup. Dengan semakin aktifnya partisipasi remaja muda, atau yang lebih sering dikenal sebagai gen-z, dalam aktivitas negara pada tahun 2024, diharapkan bahwa dalam tahun 2045, remaja tersebut dapat berkontribusi terhadap perkembangan negara Indonesia. Walaupun demikian, apakah proyek ini sudah disiapkan dengan baik oleh pemerintah?

Sebuah tantangan besar yang muncul dalam proyek "Indonesia Emas 2045" adalah kesiapsediaan pemerintah sekarang (2024) dalam membuat pondasi untuk masa depan. Kita dapat melihat hal ini dengan konteks pemindahan Ibukota Indonesia dari Jakarta ke IKN. Aksi pemindahan Ibukota ini merupakan sebuah jawaban yang baik dalam menghadapi masalah kepadatan penduduk di Jakarta. IKN tidak hanya menyediakan sebuah Ibukota baru yang infrastruktur dan pemerataan penduduk dapat dipersiapkan dengan optimal, namun lokasinya yang strategis memudahkan pemerintah Indonesia dalam melaksanakan aktivitasnya. IKN juga berdiri sebagai simbol perkembangan Indonesia dan komitmennya dalam mewujudkan "Indonesia Emas 2045".

Selain itu, pemilu presiden tahun 2024 juga menunjukkan salah satu aksi kemajuan dari negara Indonesia. Di tahun ini, banyak remaja muda mulai mengambil peran dalam dunia politik Indonesia sehingga kepentingan dan visi dari generasi muda ini perlu dihadapi dengan serius oleh generasi tua. Salah satu perwujudan hal ini adalah pengangkatan Gibran sebagai wakil presiden yang diharapkan dapat menjadi suara generasi muda dalam mempersiapkan "Indonesia Emas 2045". 

Sebelumnya, presiden Joko Widodo telah menyiapkan pondasi untuk perkembangan Indonesia melalui pembuatan kereta "Whoosh", membuat jalan tol yang layak, memindahkan Ibukota Indonesia ke IKN, dan banyak lainnya. Tanggung jawab tersebut sekarang jatuh ke tangan presiden Prabowo Subianto untuk memastikan pondasi yang telah disiapkan Jokowi dapat berjalan, dan wakil presiden Gibran Rakabuming Raka untuk menjadi salah satu pemimpin generasi muda dalam menghadapi proyek "Indonesia Emas 2045".

APAKAH KEPEMIMPINAN INDONESIA SUDAH SIAP?
Apakah estafet kepemimpinan ini sudah berdampak positif bagi masyarakat Indonesia? Proyek "Indonesia Emas 2045" tidak dapat semena-mena karena banyaknya remaja muda yang dapat berkontribusi kepada perkembangan bangsa. Diperlukan banyak investasi dan pondasi dari tahun 2024 ini supaya Indonesia dapat bersaing dengan lingkup internasional. 

Salah satu program yang telah didirikan oleh pemerintah Indonesia adalah program "makan siang gratis" bagi siswa-siswi. Pemerintah telah menganggarkan sebanyak 71,3 triliun rupiah atau 7.500 rupiah untuk menyediakan makan siang yang sehat dan bergizi bagi siswa-siswi Indonesia. Sebagai seorang Kanisian, program ini memang bermaksud baik, terutama bagi pelajar yang sulit mendapatkan makan siang yang bernutrisi bagi perkembangan tubuh. Namun, perlu dicermati juga bahwa dana tersebut tidak realistis dalam dunia modern ini. 

Apabila kita melihat di Kantin Kanisius, sebagian besar makanan jauh melebihi budget 7.500 rupiah tersebut dan mayoritas siswa juga membawa sebuah bekal daripada membeli makanan dari kantin. Karena itu, muncul kekhawatiran mengapa dana sebanyak 71,3 triliun rupiah dianggarkan untuk program "makan siang gratis" yang dalam realistisnya sangat sulit untuk dilaksanakan terutama di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan lainnya.

Selain kasus "makan siang gratis", salah satu kasus lain yang mencerminkan ketidaksiapan pemerintah dalam menghadapi proyek "Indonesia Emas 2045" adalah pemberian bantuan sosial (bansos) dan subsidi yang tidak merata. Kasus ini sayangnya sudah seringkali terjadi di seluruh Indonesia. 

Saat live-in di desa Kapencar, orang tua asuh saya dan beberapa tetangga merasa pemberian bansos oleh pemerintah saat menghadapi pandemi Covid-19 sangat tidak efektif. Selain waktu pemberian yang lama, teknis pendaftaran yang sulit, waktu pembagian bansos yang tidak jelas, pemerintah juga memberikan bansos yang sangat rendah dan kurang dapat membantu kondisi finansial warga Kapencar. 

Hal ini terjadi di seluruh Indonesia, dana bansos sering dikorupsi dan digunakan untuk kepentingan pribadi anggota pemerintah baik di tingkat lokal sampai nasional. Kondisi tersebut memaksa beberapa warga untuk mencari kerja yang lebih ekstrim dan mencari dana melalui pinjaman online (pinjol) yang beresiko tinggi. Selama masa presiden Jokowi dan bahkan sebelumnya, masalah ini masih terus terjadi dan menjadi salah satu penghambat dalam mewujudkan proyek "Indonesia Emas 2045".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun