Listrik adalah salah satu kebutuhan manusia yang telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat modern. Listrik tersebut memberikan daya kepada alat-alat / gadget yang kita gunakan dalam keseharian seperti lampu, TV, lemari es, komputer / laptop, handphone, mesin cuci, dan berbagai macam alat lainnya.Â
Melalui gadget dan fasilitas tersebut, kita diberikan kemampuan untuk mencapai lingkup yang lebih besar, mendapatkan informasi dari berbagai macam sumber dan juga melakukan aktivitas yang tidak lagi dibatasi keterampilan kita sebagai manusia. Karena itu, kepentingan listrik dalam kehidupan kita tidak dapat diremehkan karena listrik telah mengubah dan merevolusikan bagaimana kita sebagai manusia hidup, bekerja, berkembang dan berinteraksi dengan satu sama lain.
Salah satu metode yang digunakan untuk menyalurkan energi listrik adalah melalui tiang listrik. Di banyak negara lain, kabel-kabel ini hanya terdiri dari tiga kabel, yaitu kabel R, S, dan T, yang masing-masing memiliki tegangan sebesar 380 volt. Namun, di Jakarta, kabel-kabel tersebut sering berada dalam kondisi yang berbahaya. Banyak kasus di mana kabel-kabel ini terlilit di antara pepohonan dan bangunan. Tidak jarang terdapat antara 15 hingga 30 kabel yang kusut dan tercampur, serta hewan-hewan kecil seperti tupai yang sering melintas di atas kabel-kabel tersebut.
Kabel tiang listrik yang semrawut ini menimbulkan sebuah bahaya serius bagi keselamatan penduduk dan lingkungan sekitar. Kondisi kabel yang kusut dan tidak teratur juga meningkatkan risiko kebakaran akibat korsleting listrik, yang dapat mengancam nyawa dan harta benda.Â
Selain itu, kabel yang terlilit di antara pepohonan atau bangunan dapat dengan mudah tersangkut atau terputus, menyebabkan pemadaman listrik yang luas dan berpotensi mengganggu aktivitas sehari-hari. Hewan-hewan kecil, seperti burung dan tupai, yang sering melintas atau bersarang di kabel juga dapat menyebabkan gangguan listrik, sementara kendaraan tinggi seperti truk dan bus berisiko merusak kabel, yang dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas dan cedera. Semua faktor ini menunjukkan bahwa kabel tiang listrik yang semrawut tidak hanya merugikan secara operasional, tetapi juga membahayakan keselamatan umum.
Kenapa Kabel Tiang Listrik di Jakarta Semrawut?
Alasan utama mengapa sebagian besar tiang listrik di Jakarta terlihat semrawut adalah biaya pemasangan yang rendah. Setiap bangunan dan rumah membutuhkan sumber listrik dan cara termurah untuk menyalurkannya adalah melalui tiang listrik. Tiang listrik merupakan alternatif yang memerlukan biaya pemasangan dan perawatan yang tidak terlalu mahal dibandingkan dengan metode lainnya.Â
Di beberapa negara, harga satu tiang listrik berkisar antara $500 hingga $1.000 (sekitar Rp7.607.025 hingga Rp15.214.050). Menurut Ikhsan Asaad, General Manager PLN Disjaya, harga kabel udara hanya mencapai Rp40.000 per meter.
Jika kita bandingkan dengan alternatif lainnya, yaitu penanaman kabel di bawah tanah, terdapat perbedaan biaya yang signifikan. Harga pemasangan kabel di bawah tanah dapat mencapai Rp400.000 per meter. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa alasan utama banyaknya kabel tiang di Jakarta adalah biaya yang relatif lebih rendah dibandingkan alternatif lainnya. Sebagai ibu kota Indonesia, Jakarta mjuga embutuhkan banyak listrik.Â
Menurut PLN Disjaya, kebutuhan listrik di Jakarta meningkat hingga 29,87 Terawatt Hour (TWh) per November 2021. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan banyak tiang dan kabel listrik yang sering kali terlilit di antara benda tinggi lainnya untuk memastikan seluruh Jakarta mendapat listrik. Ditambah dengan tingkat kepadatan dan jumlah penduduk yang tinggi, tidak mengherankan jika banyak kabel yang terlihat semrawut.
Terdapat tiga alasan utama mengapa tiang-tiang listrik, terutama yang semrawut, dapat berbahaya bagi penduduk dan lingkungan sekitar. Alasan-alasan tersebut adalah gangguan dari hewan, fenomena alam seperti sambaran petir, aksi atau ulah manusia, serta pohon-pohon yang berisiko tumbang. Kita dapat melihat contoh-contoh kasus dari bahaya tiang listrik tersebut dari berbagai kejadian yang sudah terjadi di seluruh Indonesia.
Sebuah kasus terjadi karena gangguan dari hewan. Terdapat seekor ular memanjat tiang listrik yang untuk bertengger. Ular tersebut kemudian tersetrum dan mengakibatkan listrik padam di satu kabupaten di Papua. Hal serupa juga terjadi di Depok dan Bogor, seekor ular menyebabkan listrik padam. Ternyata, bukan hanya ular yang dapat menyebabkan pemadaman listrik, tetapi juga biawak, burung dara, dan bahkan layang-layang memiliki potensi untuk mengakibatkan pemadaman listrik.
Selain itu, kendaraan yang kita pakai sehari-hari juga dapat menyebabkan kerusakan pada kabel-kabel tiang listrik. Terdapat sebuah kasus di mana sebuah truk tersangkut pada kabel listrik sehingga menyebabkan robohnya tiang listrik di daerah Tangerang. Kasus ini terjadi pada September 2022 dan tidak menyebabkan kerusakan besar maupun korban jiwa. Alasan kejadian seperti itu dapat terjadi adalah karena tinggi truk tidak jauh berbeda dengan tinggi kabel listrik. Akibatnya, muncul risiko baru di mana kabel-kabel berpotensi, dan bahkan sering kali, terkena kendaraan tinggi seperti truk dan bus.