Ketika Guru Menjadi Murid

Pagi ini udara sangat cerah,langit biru seakan menyambut hangat kehadiran sang mentari yang menyinari semesta.

Pada pagi ini sudah nampak kesibukan di berapa tempat.Pak Sahrul dan timnya sedang menyiapkan sound system di halaman sekolah untuk persiapan acara peringatan Hari guru pada hari ini Sementara itu pada beberapa sudut lain  beberapa orang siswa membawa properti untuk kegiatan di lapangan  hari ini,

semua kegiatan dilakukan sesuai dengan perannya masing-masing.

Untuk menyambut kemeriahan Hari guru pada tahun ini ke 78,  berapa orang guru telah menyusun acara secara sederhana.

Bu Hamidah dan Bu Azizah bertindak selaku MC dan guru lainnya sesuai dengan peran masing-masing.

Setelah bel masuk berbunyi siswa dikumpulkan di lapangan basket yang sebelumnya telah diberi alas terpal untuk tempat duduk.

 Semuanya telah di siapkan oleh OSIS dan timnya. 

Siswa duduk perkelas dan absen diambil oleh guru yang mengajar di jam pertama.

Acarapun dimulai

Kedua orang MC telah memulai acara dengan tema anti perundungan.

Selanjutnya  pembacaan ayat suci Alquran oleh ibu Silfitri dan saritilawah oleh ibu Adella Bakri yang membacakan surat Al Hujurat ayat 10 dan 11 tentang perundungan 

Selanjutnya ceramah lima bahasa. Buk Mulyadarti berbahasa Indonesia, Miss Meri bahasa Inggris,Bu Ernes bahasa Melayu,Bu Desnita bahasa Minang dan terakhir Pak John berbahasa Arab.

Selanjutnya ulasan dari Kepala Sekolah bapak Jamaludin tentang mengatasi perundungan di sekolah.

Acara hiburan merupakan hal yang ditunggu menampilkan kasidah,berbalas pantun,dan pituah minang dari guru guru.

Yang paling ditunggu adalah drama pendek tentang bullying . Ceritanya ada seorang murid yang selalu dibully teman-temannya,nasehat guru tidak diindahkan sehingga kepala sekolahpun turun tangan dan merekapun berdamai.

Akhirnya kegiatan hari ini berakhir setelah pembacaan doa oleh bapak Murmahdi.