Mohon tunggu...
Ernawati R. Dima
Ernawati R. Dima Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Mahasiswa di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pesona Candi Sambisari di Yogyakarta

18 Maret 2021   22:22 Diperbarui: 18 Maret 2021   22:31 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat tingkah mereka seperti itu sudah ku tebak bahwa mereka sedang mengerjaiku lagi.  Aku pun berkata kepada mereka "pantasan ketika ada orang yang  melihatku  seperti ada yang aneh dalam diriku " . Lalu mereka menjawab itu karena kamu jalannya terlalu hati-hati, mereka berpikir bahwa kamu itu rematik', "huuuuuu kalian memang senior kurang ajar ya" jawabku lagi.  Dan benar mereka memang mengerjaiku.

Setelah mengetahui mereka mengerjaiku lagi, aku pun tidak akan percaya lagi kalau mereka berkata yang serupa. Aku sudah tidak memperdulikan mereka lagi, melainkan aku menikmati  pemandangan di setiap candi tersebut. Aku mengeluarkan handphone agar kakak sepupuku memoretku tepat di dekat samping patung yang memyerupai manusia.  

Namun, nyali ku menciut karena sebagai pendatang baru tentu saja aku merasa malu. Melihat tingkah ku yang malu-malu kakak sepupuku berkata "kamu jangan bersikap seperti itu tetapi bersikap biasa saja,melainkan nanti mereka pikir kamu terlalu kampungan". Akhirnya akupun berusaha untuk menghilangkan rasa malu sembari  tersenyum kecil melihat kamera hp.

Keunikan Candi Sambisari 

Setelah selesai memotret kami pun berkeliling lagi, dan kalian tahu,ternyata begitu banyak patung  yang menyerupai manusia, dan uniknya candi ini bercorak Hindu  yang konon ceritanya Candi Sambisari pertama kali ditemukan saat seorang petani sedang mengola tanah ladang milik Karyowinangu. Saat mengola tanah tiba-tiba cangkul petani tersebut terbentur pada batu-batu berukir yang ternyata merupakan bekas rerntuhan candi. 

Pada masa itu karena belum mengetahui  adanya peraturan yang tercantum dalam undang-undang kepurbakalaan, petani tersebut mengangkuti dan membawa pulang beberap jumlah batu candi tersebut ke rumahnya. Akan tetapi batu-batu tersebut pada akhirnya dikembalikan untuk diteliti karena berita penemuan terdengar oleh kantor Lembaga Purbakala dan Peninggalan Sejarah Nasional  di Prambanan. 

Setelah ditinjau dan diteliti ke tempat penemuan tersebut didapat kepastian bahwa penemuan tersebut merupakan candi yang masih terbenam didalam tanah. Maka, diputuskan untuk segera melakukan penggalian atau eskavasi secepatnya . Pada saat itu, waktu yang diperlukan untuk merampung proses eskavasi hingga rekontruksi bangunan adalah 3 windu.

Sesuai dengan nama desa tempat ini ditemukan, candi ini pun diberi nama Candi Sambisari yan sejarah pendirinya belum diketahui karena belum ada bukti kongkret. Namun, jika dilihat dari arsitektur bangunannya, candi ini diperkirakan dibangun sekitar tahun 812-838 M yang semasa dengan Candi Prambanan, Candi Plaosan, dan Candi Sojiwan. 

Sepintas Candi Sambisari tampak seperti sebuah kastil di tengah taman. Karena sekeliling candi ini dihiasi rerumputan hijau yang tertata rapi bagaikan taman di halaman kerajaan dengan candi di tengah sebagai pusatnya. 

Pada sisi luar candi terdapat relung-relung yang diatasnya terdapat hiasan kepala kala. Relung-relung tersebut masing-masing ditempati Dewi Durga (Utara), Ganesha(Timur), Agastya (Selatan).  Sedangkan pada kanan dan kiri pintu masuk dibilik candi terdapat dua relung untuk dewa-dewa penjaga yaitu Mahakala dan Nadhiswara.  

Di dalam bilik utama candi induk terdapat lingga dan yoni yang cukup besar yang kebeberadaannya lingga dan yoni ini menegaskan bahwa candi ini dipakai sebagai pemujaan Dewa Syiwa. Keluar dari bangunan candi utama, di sisi barat kamu akan dapat melihat ketiga candi pendamping  yang diperkirakan ketiga candi pendamping ini sengaja dibangun tanpa atap karena pada saat penggalian tidak ditemukan batu-batu yang menjadi bagian atapnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun