Mohon tunggu...
Ernawati R. Dima
Ernawati R. Dima Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Mahasiswa di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pesona Candi Sambisari di Yogyakarta

18 Maret 2021   22:22 Diperbarui: 18 Maret 2021   22:31 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan yang kami tempuh tidak terlalu lama, karena tempat wisata yang kami kunjungi tidak terlalu jauh dari kost kami. Bisa dikatakan hanya menempuh 10 menit perjalanan. Ketika hendak memasuki kawasan wisata yang kami kunjungi terlebih dahulu kami harus memarkirkan motor. 

Namun ketika motor masuk area parkir seseorang datang menghampiri kakak sepupuku dan begitu juga teman-temanku yang lainnya. Orang tersebut  memberikan sepotong kertas kepada setiap  pengendarai motor termasuk kakak sepupuku. Aku tidak tahu apa maksud orang tersebut memberikan kertas itu  karena ,penasaran  akupun bertanya "kak ini apa?( sembari menunjuk kertas itu} . 

Sepupuku pun menjawab "ini adalah karcis yang berfungsi  sebagai alat yang menandakan waktu atau durasi selama memarkirkan kendaraan sehingga bisa dugunakan untuk menghitung tarif parkir yang dikenakan atau kongkritnya kita membayar orang tersebut agar menjaga motor kita dari penjahat".  Mendengar penjelasan kakak sepupuku  pun mengangukkan kepala tanda mengerti.

Sore hari  membawa kesejukan di Candi Sambisari

Candi Sambisari terletak di Dusun Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman yang lokasinya bedekatan dengan Candi Prambanan, Candi Kalasan, dan Candi Sari. Setelah selesai memarkirkan motor menujuh  masuk ke dalam area wisata tersebut, dari kejauahan kakak sepupuku dan kawan sekampungku menunjukkan tangan ke suatu arah  dan berkata 'inilah tempat wisata dimakusudkan". Aku pun melihat arah tangan sepupuku dan kawan-kawanku, disana aku melihat sebuah tulisan yang bertuliskan "Candi Sambisari". 

Yah,Candi Sambisari adalah nama dari tempat wisata itu, karena kami bicara sembari berjalan maka semakin dekat pula tempat yang kami tujuh. Kupandangi tempat tersebut dengan begitu kagum. 

Bagiku tempat tersebut sangatlah indah dan menarik karena dikelilingi oleh taman-taman yang berwarna hijau dan ditengah-tengahnya terdapat sebuah bangunan yang begitu klasik menurutku. Taman-taman hijau membuat angin terasa begitu sejuk apalagi pada sore hari karena pada saat itu kami ke tempat tersebut pada sore hari. 

Setelah memandangi candi tersebut kakak sepupuku dan kawan sekampungku mengajak aku untuk masuk kedalam bangunan tersebut. Aku pun mengkuti mereka sembari melihat kiri kananku. Ketika begitu dekat dengan candi tersebut aku sangat senang, dan aku  melihat gambar patung yang menyerupai manusia menempel di dinding candi itu. Bagiku itu sangatlah unik karena melihat hal seperti hanyalah imajinasiku saja atau bisa dikatakan hanya melihat hal seperti itu lewat televisi berlaga kolosal saja.

Namun pada hari itu, melihat bangunan seperti itu bukan lagi imajinasiku saja melainkan sebuah  kenyataan yang kualami dan sedang kunikmati keindahannya pada saat itu . Aku pun  berkata dalam hati " luar biasa ciptaan mu Tuhan". 

Tetapi ketika hendak mau menyentuh patung tersebut kawan-kawan sekampungku dan kakak sepupuku berkata " jangan sentuh apapun disini karena tempat ini keramat, dan siapapun yang menyentuh benda benda yang ada di sekitar sini dia akan mendapatkan malapetaka". Mendengar perkataan mereka nyaliku pun menciut dan aku tak berani menyentuh apapun. 

Aku berjalan mengelilingi bagian candi itu dengan sangat hati-hati agar tidak menyentuh benda yang ada di sekitar. Kawan sekampung dan kakak sepupuku memperhatikan aku ketika berjalan dengan hati-hati. Karena sudah tidak tahan tawa mereka semua serentak menertawakanku "hhahahhhh " tawa mereka. Aku heran melihat mereka semua tertawa , dan mereka tidak hentinya tertawa melihatku dan mereka saling berpandangan lalu tertawa lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun