Mohon tunggu...
Erna Suminar
Erna Suminar Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar, sederhana dan bahagia

# Penulis Novel Gerimis di El Tari ; Obrolan di Kedai Plato ; Kekasih yang tak Diinginkan ; Bukan Cinta yang Buta Engkaulah yang Buta. Mahasiswa Program Doktor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Timor Leste dan Sebuah Refleksi di Garis Perbatasan

23 September 2016   05:57 Diperbarui: 23 September 2016   16:39 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menemui matahari senja di Timor Barat. Dokumen Pribadi

Pemuda Timor Leste tepat ada di depan saya saat itu.  Dia adalah mahasiswa saya di sebuah perguruan tinggi di Bandung. Pemuda menarik yang berwajah eksotis. Ia tersenyum saat  kami mulai berbincang secara pribadi untuk pertama kalinya di luar jam kuliah bertahun-tahun yang lalu.

“Saya mendapat beasiswa untuk kuliah di sini, Bu,” ujarnya.

“Kau kelak, pulanglah ke negaramu. Bangun negerimu. Belajarlah dengan baik,” tukas saya. Dan dia adalah orang Timor Leste  pertama yang saya kenal – saat  Timor Leste sudah berdaulat sebagai negara baru.

Setelahnya, berulangkali saya bertemu dengan orang-orang yang berasal dari Timor Leste untuk pertemuan-pertemuan yang tidak disengaja di berbagai tempat saat mengunjungi Nusa Tenggara Timur, terutama di Pulau Timor.  

Demikian, saya pun sering melihat mobil-mobil Timor Leste lalu lalang di Kota Kupang, ibu kota provinsi NTT dan di beberapa tempat lainnya di Pulau Timor bagian barat dengan aman.  

Postur dan wajah mereka sama dengan raut wajah orang-orang dari Timor Barat. Mengapa mereka terasa begitu asing? Siapakah sebenarnya orang Timor Leste itu? Mereka ada di dalam daratan di pulau Timor yang sama, dan tidak terlalu besar,  hanya sekitar 30.777 km2.

Kilas Balik

Pulau Timor dihuni oleh berbagai suku. Ada lima suku asli utama yang menghuni pulau ini, yakni, Suku Helong, Suku Atoni Pah Meto (Dawan), Suku Kemak, Suku Marae (Bunak) dan Suku Tetun.  

Setiap suku memilki budaya yang unik yang menjadi ciri khas dari suku tersebut yang berkaitan dengan sejumlah upacara-upacara adat setempat, ataupun tata cara hidup bermasyarakat.  

Suku Helong sebagian besar menempati wilayah Pulau Semau dan Kupang Bagian Barat. Suku Atoni Pah Meto (Dawan) menempati wilayah Kupang dan sebagian besar di Timor Tengah Selatan, sebagian lagi menempati wilayah Timor Tengah Utara, Malaka dan Belu.  

Suku Tetun sebagian menempati wilayah Timor Tengah Utara, Malaka, Belu dan sebagian lagi berada di Timor Leste. Demikian pula Suku Kemak dan Marae, sebagian menempati wilayah Belu dan sebagian lagi berada di wilayah Timor Leste. Pada setiap suku di sini memiliki raja-raja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun