Mohon tunggu...
Erna Suminar
Erna Suminar Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar, sederhana dan bahagia

# Penulis Novel Gerimis di El Tari ; Obrolan di Kedai Plato ; Kekasih yang tak Diinginkan ; Bukan Cinta yang Buta Engkaulah yang Buta. Mahasiswa Program Doktor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mei di Bulaksumur

8 Mei 2011   10:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:57 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berjalan sepanjang Universitas Gadjah Mada, sejenak langkahku terhenti. Aku ingin mencandai tapakmu,aha..kau bosan ya berkomplot dengan Adam Smith dan Samuelson. Dan kau pun pasti pernah tertawa kala menulis angka di balance sheet dalam nominal entah milik siapa. Hmm.. lembut hatimu  tak akan mungkin jadi predator   hukum rimba. Engkau ditakdirkan menjadi penyelam kehidupan yang terdalam dan penafsir rahasia kefanaandi usiamu yang tak perlu menunggu renta, adikku.

#

Aku tersenyum memandang rona remaja anakku diantara kerumunan mahasiswa Geofisika, “ Mama, betapa ajaibnya helai demi helai lapis bumi,” serunya seraya membentangkan gambar seismic

“ O’ serupa lapis legit,” candaku

#

Bulaksumur termangu dalam bisu. Pohon-pohon tegak menjulur ke langit beku. Semak-semak murung sebelum bertemu fajar. Daun-daun melepas selimut kabut tipis di selasar cahaya pagi.Kehidupan bergulir di akar diri. Mencerap seluruh saripati yang mengaliri tubuh dengan duka dan bahagia dalam siklus cuaca yang tak terjamah nalar manusia.

#

Kuhimpun seluruh wajah orang-orang yang kukasihi. Samar angin menerbangkan menerbangkan suara silih berganti,

“ I’m so glad to have you, ReallyI am .”

“I love you, mama. I miss you.”

“ I promise  I'll be okay, Teteh. The bestI can.”

“ I’ll prove to you, mama. Yes I can.”

#

Hembusan suara manis itu esok akan datang dan pergi, serupa aku pun akan kembali.

Sejati, aku telah mencoba persiapkan diri dalam penerimaan iman untuk dekapan masa lalu dan pelepasan pada musim desauan daun berguguran dalam kedamaian.

#

Dan, pada setiap embun di helai rumput yang membentang di pelataran taman, kemana pun pandanganku tertumbu dan kualihkan, yang kulihat hanyalah bening wajahmu.

Bulaksumur, 6 Mei 2011

Sumber gambar : www.panoramio.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun