Selamat datang adikku di kehidupan kedua. Setelah semburat kelammengintai redam jiwamu diambang malam. Kita akan berjalan kembali di penghujung gerimis yang sempat terhenti untuk membasahi sungai bulan. Biarkan bintang menari di kehidupanmu, adikku. Dan engkaulah terang yang akan merangkum keseluruhan nyala jiwamu, untuk mempersembahkan yang terbaik bagi kehidupan.
Berayunlah di ketinggian, adikku, bukan ayunan bayang-bayang. Hela nafasmuadalah pengampu yang menggerakantiupan angin, yang riaknya memberi kesempatan penyerbukan untuk melahirkan harapan di taman kupu-kupu. Dan kuburkanlahseluruh deritamu di jurang maha dalam. Lalu melesatlah engkauke puncak kehidupan.
Ps; adikku, “Jika engkau sakit, Dia lah, Allah yang akan menyembuhkanmu”
_______________
Bandung, 17 Juni 2011
Sumber gambar : www.123rf..com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H