Mohon tunggu...
Erna Suminar
Erna Suminar Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar, sederhana dan bahagia

# Penulis Novel Gerimis di El Tari ; Obrolan di Kedai Plato ; Kekasih yang tak Diinginkan ; Bukan Cinta yang Buta Engkaulah yang Buta. Mahasiswa Program Doktor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sisi Gelap Sisi Terang Mario Teguh dan Kita

2 Oktober 2016   15:55 Diperbarui: 2 Oktober 2016   18:15 3925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : www.okterus.com

Kemesraannya dengan Ibu Linna dan bagaimana memperlakukan wanitanya – membuat perempuan yang tersia-sia akan merasa iri. Memuja dan memperlakukan dengan mesra oleh lelaki yang mendudukan istrinya begitu tinggi dalam relasi rumah tangga membuat Mario Teguh sebagai figur suami sekaligus ayah sejati.

Dari panggung ke panggung, dari atraksi ke atraksi, Mario Teguh bertahun-tahun dengan kerelaan hatinya sendiri menjadikan dirinya panutan dan guru kebijakan. Tidak semua orang sanggup mengucapkan kata-kata bijak terus menerus setiap hari, sebijak-bijaknya orang pasti ada hari-hari di mana ia sedang error. Dan saya selalu mempercayai, Mario Teguh dan siapa pun itu, termasuk saya, memiliki sisi gelap yang malu diketahui oleh orang lain.

Dalam teori Johari Window, manusia mengungkapkan diri dibagi menjadi empat bagian: pertama, daerah terbuka (open self), yang memuat informasi perilaku, perasaan, gagasan dsb. yang diketahui oleh diri sendiri dan orang lain.

Kedua, daerah buta (blind self), yang memuat informasi tentang diri kita yang diketahui orang lain, tetapi kita sendiri tak mengetahuinya. Ketiga, daerah gelap (unknown self), adalah alam bawah sadar, dan ini tidak diketahui oleh orang lain maupun oleh diri kita sendiri. Keempat, daerah tertutup (hidden self), memuat kejadian tentang diri sendiri dan orang lain, tetapi hanya disimpan untuk diri sendiri.

Dalam cara pengungkapan diri ini, saya melihat, Mario Teguh ingin kehidupan pribadinya di masa lalu menjadi daerah yang tertutup dan selamanya menjadi rahasia di mata publik. Namun, bukankah kebanyakan orang pun demikian, kita senang merahasiakan sesuatu dan kita hanya akan percaya pada beberapa orang saja untuk diperkenankan tahu rahasia kita?

Sampai akhirnya, sosok Kiswinar, Ariyani dan Kumkum muncul dari “balik jendela”. Mereka muncul dari panggung belakang pada saat atraksi panggung depan Mario Teguh sedang berlangsung. Dan saya tidak ingin membincangkan soal ini di sini. Biarkan mereka menyelesaikan urusan keluarganya sendiri. Toh, saya tidak mengenal mereka dan tidak tahu kejadian yang sesungguhnya.

Mario Teguh dan Kita

Sejak saya belajar hidup melalui interaksi dengan banyak orang, dan jatuh-bangun dengan hidup saya sendiri, saya berusaha terus belajar untuk tidak lagi terpukau dengan kata-kata dan penampilan seseorang. Saya belajar untuk tidak overestimate atau pun underestimate pada orang lain. Setiap orang memiliki sisi gelap dan sisi terang, baik itu Mario Teguh ataupun kita.

Jika pun kasus Mario Teguh mencuat ke permukaan, ada sebuah titik, di mana ucapan akan menguji diri sendiri. Bukan hanya Mario Teguh, tetapi juga kita.

Setiap orang akan menjalani titik nadir di dalam hidupnya, oleh perbuatannya sendiri, dan itu berlaku pada siapa saja, dalam derajat yang berbeda. Kebetulan, Mario Teguh adalah public figure, maka publikasi tentang dirinya meluas. Barangkali, seseorang yang bukan public figure cukup di tingkat RT/RW saja. Tidak ada satu pun media yang mau meliputnya karena tidak memiliki nilai jual sama sekali, lain halnya dengan Mario Teguh.

Saat membaca caci-maki kepada Mario Teguh dan publikasi tentang sisi gelap dirinya, sungguh saya takut pada diri sendiri. Saya takut pada ucapan saya sendiri. Karena saya sadari, dalam hidup ini, semua orang akan diuji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun