Engkau tak pernah mencintai aku. Tetapi, aku mencintaimu. Pada setiap rasa yang tertolak, ada luka. Pada setiap cinta yang tak terungkap, ada sesak. Dalam setiap harap patah, ada perih.Namun cintaku tak pernah tertolak, sekali pun engkau tak pernah mencintai aku.
Aku lah cinta yang telah naik ke atas langit, di mana seluruh wajah telah berubah menjadi kekasih. Engkau adalah terkasih, dan aku mengasihi. Aku lah awan-awan lembut yang akan mengiringimu, ke mana pun engkau berjalan, sekali pun atmosfer koyak karena panah prasangka dan kebencian. Tetapi aku tak akan pernah bergeming, karena engkau adalah seluruhku, yang memantulkan sisi gelap manusiawi. Mungkin petir akan menjulurkan lidah dan mencibir, pada kesia-siaan mencintai orang yang tak pernah mencintai.
“Sejak kudengar tentang dunia Cinta, kumanfaatkan hidupku, hatiku dan mataku di jalan ini. Aku pernah berpikir bahwa cinta dan yang dicintai itu berbeda. Kini aku mengerti bahwa keduanya sama” *)
Aku lah cinta,
di hadapan sang Maha Cinta, semua tak akan ada yang sia-sia.
_____
Bait syair dari Jalaluddin Rumi
Sumber gambar : http://3.bp.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H