Rajab dan sya'ban telah tenggelam seiring mega senja dimalam Ramadlan
Ketika gerbang Ramadlan dibukakan
Seribu harap menanti, namun ada kecemasan, mengecil hati, mengapa Ramadlanku ini..
Seperti rindu yang terbelenggu dan berjumpa tapi tak leluasa
Duhai Rob... Maha penentu langit dan bumi
Tempat kembali dari setiap problema yang menggila
Duhai.. Sang Hadi.. Lapangkan kembali rumahMu untuk kami tarawih dan mengaji
Ramahkan kembali alam ini untuk kami  bersilaturahmi
Meski salah kami mengabaikan setiap adzhan yang kemarin di gemakan.
Meski salah kami melupakan kasih sayang yang Engkau anugerahkan, hingga sibuk pekerjaan.
Tapi tidak kali ini duhai Rabku
Lalai ini menyayat sukma
Luka rasa yang menganga ketika RumahMU tak lagi terbuka
Hingar-bingar hambaMU meraih peluk Ramadlan terhadang ujian
Sesakit ini tegur kecilMU Duhai Sang Maha Pengasih kami
Resah tak terperi...
Hanya mata kami saling bertatap.. Menyelami hati yang kesakitan karena tak lg di jumpakan saudara dan orang tua d seberang
Lalu sampai kapan?
Berpupus harapan.. Sayang kami terlalu sibuk menyingkirkan ujian yang konon mematikan..
Mengumpulkan beribu strategi.
Lalu lupa.. Jika Engkau adalah tempat kembali..
Beruntung nikmat Ramadlan yang masih Engkau sajikan, penabur kekuatan  hati
Untuk kembali pada fitrah suci
Menguatkan puing-puing iman yang kami sendiri sulit mengenali
Permata Regency
Erna Ekaz, 22 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H