Seiring terus meningkatnya minat pengunjung pada objek wisata curug panganten sadananya,kini wilayah objek wisata tersebut telah dikelola oleh pihak desa,yakni desa Tanjungsari.Alasannya agar objek tersebut bisa dikelola dengan baik dan terjaminnya fasilitas serta keamanan bagi pengunjung juga masyarakat sekitar.
Hingga kini,seluruh wilayah di sekitar curug panganten masih dalam tahap pembangunan,baik akses jalan maupun tempat berenang itu sendiri dan para pemuda karangtarunapun semakin meningkatkan keamanan di wilayah curug panganten khususnya di Kawasan parkir motor para pengunjung,sehingga kini untuk masuk ke wilayah curug panganten ini dikenakan biaya tiket tambahan,yang tadinya hanya untuk parkir saja sekarang bertambah guna meningkatkan keamanan dan kenyamanan para pengunjung di Kawasan curug panganten.
Karena sebagian para pengunjung kerap menjelajahi wilayah yang masuk ke jalan hutan,sehingga salahsatu rombongan pengunjung dari kota Tasikmalaya menemukan destinasi tempat berenang baru yang kemudian diakui dan menjadi viral belakangan ini yang diberi nama "Leuwi Buleud".Konon katanya,menurut penemu tempat tersebut,penamaan leuwi buleud itu di sesuaikan dengan bentuk tempat berenang tersebut yang berbentuk bulat yang jika dalam Bahasa sunda disebut"Buleud".Adapun disebut leuwi adalah karena tempatnya yang dalam.
Meskipun jarak tempuh yang lumayan jauh dan membutuhkan waktu,akan tetapi banyak para pengunjung yang penasaran dengan tempat tersebut,karena menurut pendapat salahsatu pengunjung mengatakan bahwa "lihat di foto keliatan segar,sejuk,dan masih asri suasana pegunungannya"Jelas salahsatu pengunjung dari baregbeg.Dan faktanya tempat tersebut memang jauh dari pesawahan warga dan sudah mulai masuk menuju hutan gunung syawal sehingga disarankan jika ingin berkunjung ke lokasi ini tidak boleh berdua,harus rombongan minimal 5 atau 6 orang karena takut terjadi apa-apa nanti siapa yang bakalan bantu menolong,wkwkkk
Menurut para pengunjung yang telah berkunjung ke leuwi buleud,tempatnya yang tepat dibawah rindangnya hutan pinus dan air yang dinginnya benar-benar segar juga tempat yang sepi dari keramaian menjadi penarik tersendiri bagi Kawasan tersebut sehingga para pengunjung tidak merasa kecewa telah berjalan kaki jauh dan membutuhkan waktu sekitar kurang lebih setengah sampai satu jam untuk menempuh perjalanan ke tempat tersebut.
Bagi para wisatawan yang telah terbiasa naik turun gunung mungkin tidak seberapa,tapi bagi para wisatawan biasa mendengar saja bahwa tempat itu jauh sudah merasa malas,dan perlu diingat bahwa jika ingin berkunjung ke leuwi buleud kita harus membawa bekal yang cukup dikarenakan tidak ada warung lagi di Kawasan tersebut,kecuali sebagian para pengunjung biasanya mampir terlebih dahulu ke warung"Laperpool Leuwi Geunteng"terlebih dahulu untuk memesan nasi liwet untuk kemudian dimakan setelah pulang dari leuwi buleud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H