Kita sering mendengar dan melihat berita mengenai judi online dan pinjaman online. Kedua hal ini tidak dapat dipisahkan, karena merupakan satu kesatuan yang mana menyebabkan permasalahan bagi si pengguna. Peluang untuk menggunakan kedua hal tersebut sangat besar. Dimana edukasi pengguna yang kurang dan adanya kurang kesejahteraan dari pengguna.Â
Untuk pinjaman online tentu banyak yang mengakses dan menggunakan adalah masyarakat level bawah istilahnya rakyat keci. Coba saja dilihat adakah pengusaha atau orang kaya yang mengakses dan menggunakan pinjaman online ini. Tentunya lagi-lagi rakyat kecil yang menderita. Pemikiran rakyat kecil yang sederhana, ketika mereka membutuhkan dana di tengah harga-harga kebutuhan pokok yang naik, lapangan pekerjaan sulit, tentu mereka memilih menggunakan pinjaman yang mudah diakses tanpa memikirkan bunga yang tinggi dan lain-lain. Semua ini mereka lakukan dikarenakan kepepet. Apabila mereka hidup sejahtera, memiliki penghidupan yang layak tentunya mereka tidak akan menggunakan pinjaman online ini.
Sementara untuk judi online, ini adalah satu sisi lain yang juga menyengsarakan rakyat. Proses masuk ke judi online sangat mudah dan simpel. Dan dapat diikuti hanya dengan modal atau taruhan kecil. Hal ini tentu menggiurkan bagi rakyat. Dalam hal ini lagi-lagi rakyat yang mendambakan kesejahteraan, tidak kekurangan uang untuk memenuhi kebutuhan , dan mereka menemukan cara hanya dengan modal kecil nantinya akan mendapatkan keuntungan yang besar dengan cara yang mudah. Apabila dipikirkan lagi tentu hal ini akan membuat rakyat tergiur dan akhirnya tanpa mereka sadari mereka terjerumus masuk lebih dalam lagi. Ketika modal untuk bermain sudah habis, tentu mereka berpikir bagaimana caranya mereka mendapatkan modal lagi untuk kembali ikut. Mereka berpikir mungkin saat ini kalah, apabila dengan modal besar tentu kemungkinan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.Â
Pengguna tentunya tidak mempunyai dana yang cukup untuk ikut dalam aturan permainan judi online. Pemikiran mereka pun akhirnya pun jatuh kepada pinjaman online. Pinjaman online pun dipakai untuk mengikuti permainan di judi online. Yang mana ketika di judi online kalah, mereka meminjam di pinjaman online. Ketika pinjaman online jatuh tempo, mereka akhirnya mencari pinjaman online lain yang dapat mencairkan dana untuk ikut di judi online lagi. Namun ada juga pengguna ini menjual aset-aset mereka entah itu sepeda motor satu-satunya, entah itu rumah warisan orang tua, entah itu dengan meminjam kesana kemari. Siklus ini akan terus berlangsung sampai akhirnya si pengguna ludes semua apa yang dia punya. Yang ada tinggal penyesalan. Untung tak dapat diraih hidup malah menjadi sengsara.
Sungguh miris. Berapa lagi korban akan berjatuhan? Apakah pinjaman online dan judi online ini adalah kesalahan utama dari pengguna dikarenakan kemudahan dan imin-iming akan hasil yang menjanjikan? Ataukah kontrol dari Pemerintah yang masih kurang dalam mengawasi peredaran pinjaman online dan judi online?Â
Mungkin kita sebagai pengguna memiliki kewaspadaan diri dan banyak-banyak untuk berdoa serta mendekatkan diri kepada Sang Pencipta agar dijauhkan dari hal-hal yang dapat merusak iman, namun apabila kita bersama-sama dan bersatu padu untuk menyaring dan membatasi masuknya hal-hal yang tidak baik ini tentunya kita akan lebih kokoh lagi sebagai bangsa yang besar yang mampu melawan segala bentuk ancaman baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H