Gangguan dalam perkembangan sosial-emosional adalah hambatan yang terjadi pada kemampuan seseorang, terutama anak-anak, untuk memahami, mengekspresikan, dan mengelola emosi serta menjalin hubungan dengan orang lain. Gangguan ini dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti interaksi sosial, kemampuan beradaptasi, dan kesejahteraan psikologis. Berikut penjelasannya secara lebih rinci:
1. Kesulitan Regulasi Emosi
Regulasi emosi adalah kemampuan mengelola dan mengendalikan emosi dalam berbagai situasi. Anak yang mengalami gangguan ini mungkin:
- Sulit menenangkan diri ketika marah atau sedih.
- Sering mengalami ledakan emosi yang tidak sesuai dengan situasi.
- Menunjukkan reaksi berlebihan terhadap perubahan kecil.
Dampak: Anak menjadi sulit diterima di lingkungan sosial karena perilakunya dianggap mengganggu.
2. Gangguan Hubungan Sosial
Gangguan ini terjadi ketika anak kesulitan menjalin atau mempertahankan hubungan sosial yang sehat. Contohnya adalah anak-anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD), yang sering kali mengalami:
- Kesulitan membaca ekspresi wajah atau bahasa tubuh orang lain.
- Tidak tertarik atau tidak memahami cara berinteraksi dengan teman sebaya.
Dampak: Anak mungkin merasa terisolasi atau dikucilkan dari kelompok sosial.
3. Keterlambatan Empati
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Anak yang mengalami gangguan ini mungkin:
- Tidak peka terhadap kebutuhan atau perasaan orang lain.
- Sulit menunjukkan perhatian atau simpati.
Dampak: Anak sering dianggap egois atau tidak peduli, yang dapat memengaruhi hubungan interpersonalnya.
4. Kecemasan Sosial