Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses yang dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah daerah dengan masyarakat maupun swasta dalam mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan lapangan kerja agar dapat merangsang perkembangan pertumbuhan ekonomi dalam suatu daerah.  Dalam menggunakan dan memanfaatkan sumber daya yang ada, pemerintah daerah beserta masyarakat harus mampu melihat dan menaksir potensi yang dibutuhkan untuk membangun dan merancang perekonomian daerah. Apa tujuan diselenggarakan otonomi daerah? Tujuan diselenggarakannya otonomi daerah yaitu untuk memajukan perekonomian daerah dan meningkatkan pelayanan publik demi terciptanya kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat dapat diperoleh dari pengembangan daerah yang dilakukan dengan melakukan upaya pembangunan berkelanjutan. Seperti di Indonesia saat ini, konsep pembangunan  berkelanjutan sudah menjadi salah satu tujuan dalam pembangunan dan pengembangan daerah.
Pada dasarnya pembangunan ekonomi daerah dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan dengan memegang pedoman Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 untuk mencapai dan mewujudkan tujuan dalam membangun masyarakat Indonesia seutuhnya. Pembangunan ekonomi daerah harus mampu meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini, baik secara langsung maupun tidak langsung peningkatan kegiatan ekonomi di berbagai sektor akan memberikan dampak yang baik terhadap penciptaan lapangan kerja. Dengan terciptanya lapangan kerja, diharapkan mampu memperbaiki kesejahteraan masyarakat dan dapat meningkatkan pendapatan daerah. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi daerah yang memiliki ketergantungan dengan sumber daya akan memiliki karakteristik yang berbeda dari yang berbasis layanan. Masalah inti dalam pembangunan ekonomi daerah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan dengan potensi kelembagaan, sumber daya manusia, sumber daya fisik daerah. Orientasi ini mengarahkan kepada pengambilan inisiatif yang berasal dari suatu daerah dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi.
Selain dilihat sebagai suatu proses, pembangunan ekonomi daerah juga dapat dikatakan sebagai produk. Produk dari pembangunan ekonomi daerah yaitu seperti standart hidup, kondisi kerja, pekerjaan terukur, investasi, kekayaan, bekerja dan berinvestasi di daerah, serta hal yang cenderung paling diperhatikan oleh seorang yang tinggal. Pada umumnya di dalam pembangunan ekonomi daerah, ukuran-ukuran ini disamaratakan. Sedangkan untuk proses pembangunan ekonomi daerah yaitu seperti tenaga kerja, dukungan industri, pengembangan pasar, dukungan industri, serta yang cenderung paling diperhatikan oleh para perencana ekonomi dan para ekonom. Namun, untuk mencocokkan hasil pembangunan ekonomi yang diinginkan dengan proses yang digunakan sangatlah tidak mudah. Mereka yang bertanggung jawab untuk mengelola pembangunan ekonomi daerah akan merasa dilema dalam mengembangkan strategi dan rencana untuk mencapai beberapa bentuk kesesuaian antara proses ekonomi yang sesuai dengan hasil produk yang diinginkan.
Konsep yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi daerah untuk mengembangkan konsentrasi dari jenis kegiatan ekonomi tertentu merupakan efek dari aglomerasi. Sederhananya, efek aglomerasi ini dapat dilihat dari berbagai cara. Pertama, ekonomi aglomerasi merupakan manfaat yang tersedia bagi perusahaan dan individu dalam konsentrasi aktivitas ekonomi yang besar dan penduduk seperti yang terjadi pada kota-kota besar dan beberapa konsentrasi aktivitas nodal seperti pada layanan produsen. Kedua, skala ekonomi mengacu pada penyebab yang memungkinkan suatu daerah besar untuk menghasilkan barang atau jasa yang lebih terjangkau dibandingkan daerah kecil. Ketiga, aglomerasi yang berkaitan dengan keuntungan melalui kedekatan antara peluang bisnis dan pasar yang terdiversifikasi. Â Keempat, ruang lingkup ekonomi mincul melalui peluang konsentrasi aktivitas yang besar akan memungkinkan terjadinya diversifikasi aktivitas oleh perusahaan.
Dalam pembangunan ekonomi daerah, terdapat dua jenis faktor yang sangat penting dalam memahami sistem ekonomi daerah, yaitu endogen dan eksogen. Dalam semua sistem ekonomi daerah, faktor-faktor ini terjalin dan secara fungsional tidak dapat dipisahkan antar satu sama lain. Dalam artian mendasar, pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah tidak bergantung pada faktor eksternal dan kondisi tatanan yang lebih tinggi. Jadi, saat basis pengetahuan suatu daerah ditingkatkan melalui sebuah pembelajaran akan menjadikan sebagai kekuatan monopoli yang berkelanjutan dan sumber keunggulan kompetitif secara internal. Faktor eksogen seperti valuta asing, perdagangan mobilitas tenaga kerja, mobilitas modal, migrasi, difusi pengetahuan dan inovasi, siklus bisnis menjadi salah satu kinerja penting dalam ekonomi daerah. Namun, faktor tersebut tidak berada di bawah kendali upaya pembangunan secara substansial.
Lalu, apa yang signifikan dari teori pertumbuhan endogen? Yang menjadi signifikan dari teori ini adalah bahwa teori ini menekankan pentingnya faktor lokal dalam menciptakan dan mempertahankan pembangunan yang berkelanjutan dibandingkan dengan faktor eksternal pada suatu daerah. Teori pertumbuhan endogen menyediakan cara untuk melihat variabel ekonomi institusional dan non tradisional, beragam komunitas, modal sosial sebagai input utama bagi keberhasilan proses pembangunan ekonomi regional. Dalam hal ini menunjukkan bahwa teori pertumbuhan endogen mewujudkan gagasan bahwa pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah dapat dipertahankan oleh kekuatan internal lokal. Meskipun kekuatan ini mencakup beragam faktor, beberapa yang lebih penting adalah kepemimpinan dan institusi, infrastruktur fisik, pembelajaran, dan sumber daya manusia. Melalui ini mungkin untuk sistem ekonomi yang endogen dan tertutup dengan umpan balik untuk menjadi mandiri dan mengalami fenomena keuntungan yang meningkat secara dinamis. Hal ini Pada akhirnya akan menjadi bahan bakar dalam menopang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah.
Tantangan yang kini sedang dihadapi oleh para perencana pembangunan ekonomi daerah adalah bagaimana cara merumuskan kebijakan ekonomi yang akan merespon dinamika global dan terkadang kekosongan nasional dalam kebijakan makro terhadap kawasan. Pada suatu waktu derah dilindungi dari persaingan luar dan sampai batas tertentu ekonomi mereka dapat dimanipulasi oleh pemerintah nasional. Tetapi ini tidak lagi terjadi karena rasionalisme ekonomi yang dikejar oleh pemerintah nasional telah meninggalkan banyak daerah untuk mempertahankannya. Daerah masih terus mengharapkan dukungan dan sumber daya dari pemerintah yang lebih tinggi untuk memberikan arahan ekonomi dan investasi untuk mendorong pembangunan ekonomi. Namun, masih banyak daerah yang gagal memahami bahwa globalisasi telah membuat pemerintah tidak memiliki kekuatan untuk menerapkan mekanisme ekonomi dan kebijakan untuk meningkatkan daya saing ekonomi daerah. Sehingga dewasa ini semakin tergantung kepada daerah untuk mengembangkan perangkat untuk bersaing secara internasional agar dapat bertahan. Oleh karena itu, hal utama yang harus dilakukan adalah memahami faktor-faltor apa saja yang mengatur dinamika munculnya era ekonomi baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H