Mohon tunggu...
Erna Fatmawati
Erna Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Munculnya Fenomena Negara Kaya dan Negara Miskin

30 Oktober 2022   07:50 Diperbarui: 30 Oktober 2022   09:40 1129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di seluruh dunia ini, terdapat ratusan jumlah negara yang hidup, berdiri, dan berkembang pada planet yang sama yakni di bumi. Namun, tidak jarang terjadi dua fenomena kontras yang dapat kita saksikan pada berbagai negara. Fenomena tersebut terjadi karena adanya perbedaan situasi dimana terdapat negara kaya dan maju, sedangkan di sisi yang lain terdapat negara terbelakang dan miskin. Pada situasi saat ini, jarak antara negara kaya dengan negara miskin menjadi semakin jauh. Menurut salah satu laporan World Development Report, pendapatan yang didapatkan negara kaya dari negara miskin lebih banyak dibandingkan dengan yang diberikan negara kaya kepada negara miskin. Hal ini menyebabkan negara kaya menjadi semakin kaya dan negara miskin menjadi semakin miskin.

Dengan terjadinya fenomena seperti di atas, dapat menunjukkan bahwa eksistensi pemerintah di negara terbelakang dan miskin seolah-olah tidak menunjukkan manfaat apapun bagi rakyat. Mengapa ada fenomena semacam ini pada situasi sekarang ini? Mengapa bisa muncul perbedaan adanya negara kaya dan negara miskin? Faktor apa yang dapat menyebabkan suatu negara bisa sangat kaya dan maju, sementara di luar sana masih ada negara lain yang tidak mampu untuk sekedar menjamin kebutuhan dan ketersediaan makanan bagi rakyatnya. Apakah faktor-faktor seperti melimpahnya sumber daya alam, sejarah penjajahan, bantuan dari pihak luar negeri, letak geografi, lama berdirinya suatu negara, dan jenis ras penduduk berpengaruh pada maju tidaknya suatu negara? Lantas, dapatkah pemerintah negara-negara miskin melakukan sesuatu untuk memastikan bahwa negara mereka menjadi kaya?

Pertumbuhan ekonomi dinilai penting bagi suatu negara karena dapat meningkatkan standar hidup dan memberikan stabilitas fiskal kepada rakyatnya. Dalam buku Culture Matters : How Human Values Shape Human Progress menyatakan bahwa faktor penentu yang menyebabkan maju-mundurnya suatu negara adalah budaya. Negara Eropa dapat mencapai kemajuan karena mereka memiliki sistem sosial yang dilandasi oleh hukum berkedudukan tinggi, sedangkan negara Asia gagal mencapai kemajuan karena mereka memiliki budaya yang bersandar kepada hubungan subjektif dan kekeluargaan. Namun, dari hasil analisis tersebut masih belum tentu sepenuhnya benar. Pada kenyataannya, beberapa negara seperti Jepang dan Singapura bisa mencapai tingkat kemajuan yang sejajar dengan negara Eropa dan Amerika, meskipun mereka memiliki latar belakang budaya Asia. Dengan demikian, ada faktor penentu lain yang dapat mendorong sebuah negara untuk bangkit meraih tujuan dan mencapai prestasi seperti sekarang ini. Faktor itu adalah kemauan dan konsistensi pemerintah untuk melaksanakan manajemen publik yang tepat dan efektif. Corak budaya pada suatu negara bisa saja beragam, akan tetapi jika pemerintahan mau melakukan perancangan dan perencanaan pembangunan yang tepat, maka setiap negara dapat memiliki kesempatan yang sama untuk maju sejajar dengan negara lain.

Terdapat beberapa fakta yang berkaitan dengan maju mundurnya suatu negara. Pertama, banyaknya kepemilikan sumber daya alam dan sumber daya manusia suatu negara ternyata tidak menjadi faktor utama kemajuan utama negara yang bersangkutan. Terdapat negara yang kaya dengan sumber daya alam luar biasa, namun rakyatnya tetap bergelimang kemiskinan. Kedua, bantuan dari pihak luar negeri ternyata tidak sepenuhnya dapat menolong negara terbelakang dan miskin. Ketiga, lama berdirinya negara juga tidak terlalu menjadi faktor penentu maju mundurnya suatu negara. Keempat, ternyata jumlah aliran uang dari negara miskin ke negara maju jauh lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah aliran uang dari negara maju ke negara miskin. Hal ini terjadi karena ketidakpercayaan terhadap kredibilitas lembaga keuangan negara sendiri, banyak pemimpin di negara miskin yang melakukan pelarian modal ke luar negeri, baik secara legal maupun ilegal. Fakta-fakta tersebut menunjukkan bahwa faktor yang jauh lebih penting dalam mempengaruhi kemajuan suatu negara adalah kecakapan dan kesanggupan suatu negara dalam mengelola penyelenggaraan pemerintahan.

Apa yang menjadi kunci dari manajemen publik yang efektif di berbagai negara maju sehingga pemerintah dapat meraih prestasi? Menurut para ahli, salah satu kunci pokok keberhasilan suatu negara dalam mencapai kemajuan adalah eksistensi pengelolaan organisasi pemerintah yang efektif. Organisasi pemerintahan yang efektif itu terbangun karena adanya kepemimpinan politik yang visioner dan disertai dengan strategi manajemen yang taktis membimbing pelaksanaan pembangunan negara. Berdasarkan pengalaman dari negara maju, ada beberapa faktor penentu bagi terciptanya manajemen publik yang efektif.

Pertama, adanya pemerintahan yang dipercaya dan disegani oleh rakyat. Agar arah pembangunan yang ditetapkan dapat berjalan dengan lancar, pemerintah harus bisaa mendapat kepercayaan dari rakyat secara kolektif. Kedua, dilakukannya aksi pemberantasan korupsi secara konsisten. Biasanya negara yang memiliki nilai indeks persepsi korupsi yang tinggi merupakan negara-negara yang berhasil memacu pembangunan. Ketiga, diterapkannya kebijakan berorientasi jangka panjang yang didasari oleh penelitian yang dapat dipercaya dan diandalkan. Kebijakan yang diambil selalu dalam konteks investasi untuk mendukung tujuan ideal di masa depan, bukan sekedar ekspresi reaktif terhadap stimulus jangka pendek. Keempat, adanya faktor kepemimpinan yang kuat, berwibawa dan bertanggung jawab. Kelima, penciptaan sistem distribusi kekayaan nasional yang adil.

Bagaimana dengan Indonesia? Setelah demokratisasi terjadi di negara kita, kapasitas manajerial pejabat politik di Indonesia baik eksekutif maupun legislatif terlihat sangat memprihatinkan. Banyak pejabat yang tidak menguasai apa tugas dan tanggung jawab mereka sebagai seorang pejabat. Padahal, pemerintahan modern seharusnya didasarkan pada prinsip-prinsip otoritas legal-rasional. Ini artinya segala macam struktur otoritas kekuasaan hendaknya mengacu kepada tujuan-tujuan umum yang disepakati bersama, bukan tujuan-tujuan yang bersifat personal.

Lantas, bagaimana cara mengukur ekonomi negara kaya dan negara miskin? Suatu negara dapat dinilai lebih makmur dari sebelumnya atau dari negara lain jika nilai Produk Domestik Bruto (PDB) per penduduknya naik dari sebelumnya atau lebih tinggi dibandingkan dengan negara pembanding. Produk Domestik Bruto merupakan salah satu ukuran kinerja ekonomi sebuah negara. Mengapa suatu negara perlu mengetahui PDB nya? Salah satu manfaat PDB adalah bersama indikator ekonomi yang lain dapat dijadikan sebagai alat ukut keberhasilan suatu pemerintahan. Selain itu, saat ini PDB juga dapat dianggap sebagai indikator ekonomi yang paling penting karena sifatnya yang menyeluruh dan menjadi muara ataupun sumber dari kebanyakan ukuran-ukuran kinerja ekonomi lain seperti inflasi, angka pengangguran, dan lain sebagainya. Dengan demikian, Produk Domestik Bruto dapat didefinisikan sebagai total nilai seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara pada periode waktu tertentu.

Selanjutnya untuk mengukur kemakmuran suatu negara apakah pemerintah hanya perlu peduli pada angka Produk Domestik Bruto saja? Selain angka PDB umumnya pemerintah juga memperhatikan seberapa meratanya tingkat persebaran kemakmuran di wilayah tersebut. Misalnya jika pendapatan terkumpul pada suatu kelompok kecil saja, maka meskipun angka Produk Domestik Bruto tinggi kemungkinan jumlah orang miskin masih banyak. Untuk itu ada ukuran lain yang tidak kalah penting misalnya ukuran kemiskinan dan ukuran pemerataan. Selain itu, akhir-akhir ini juga muncul ukuran kemakmuran yang sifatnya lebih luas, seperti kebahagiaan nasional bruto yang mempertimbangkan unsur-unsur penyumbang kualitas hidup yang lain seperti budaya dan lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun