Kegiatan menyelesaikan soal cerita matematika merupakan bagian penting dalam belajar matematika. Kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika juga akan menentukan prestasi belajar matematika siswa. Dalam mencapai hasil belajar yang baik siswa harus memperoleh nilai yang baik pula. Oleh karena itu, siswa harus mempunyai kemampuan menyelesaikan soal-soal cerita matematika dengan benar. Tetapi pada kenyataannya, sampai saat ini siswa masih sulit untuk menyelesaikan soal cerita matematika dan menyebabkan sering terjadinya kesalahan dalam proses menyeselesaikan soal cerita matematika.
Kesalahan-kesalahan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal cerita secara mekanik meliputi kesalahan membaca soal (Reading Errors), kesalahan memahami soal (Comprehension Errors), kesalahan melakukan transformasi (Transformation Errors), Kesalahan melakukan komputasi (Process Skill Errors) dan kesalahan dalam menginterprestasikan jawaban kalimat matematika atau penggunaan notasi matematika (Encoding Errors)
Letak kesalahan didenifinisikan sebagai bagian dari penyelesaian soal yang terjadi penyimpangan, yakni antara lain kesalahan yang pertama adalah kesalahan dalam membacasoal meliputi, siswa dapat membaca dengan lancar, hal ini dikarenakan bentuk  soal merupakan soal cerita yang menggunakan bahasa Indonesia. Kata-kata yang digunakan di dalam soal juga tidak ada yang menggunakan istilah asing yang menyulitkan pengucapan siswa. Namun walaupun demikian siswa ternyata tidak dapat memaknai kalimat yang mereka baca secara tepat.
Kesalahan yang kedua yaitu kesalahan dalam memahami soal yakni walaupun tidak ada kalimat yang dianggap sulit namun dalam kenyataannya siswa tidak memaknai betul kalimat yang mereka baca. Siswa sudah merasa putus asa karena tidak dapat menemukan kata-kata kunci yang terdapat dalam kalimat-kalimat tersebut untuk melangkah ke dalam proses selanjutnya. Selain itu, siswa sering tidak menuliskan atau keliru dalam menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dari soal. Mereka langsung melakukan proses matematika atau langsung mentransformasi informasi yang mereka ketahui di dalam soal ke dalam bentuk bahasa matematika. Hal ini berarti sebagian siswa belum mengetahui maksud dari pertanyaan dan juga belum terbiasa menyelesaikan soal cerita matematika dengan pendekatan bermakna.
Kesalahan yang ketiga yaitu kesalahan melakukan transformasi, yakni kesalahan pada tahap penentuan metode penyelesaian. Siswa yang menjawab dengan metode yang kurang tepat menuliskan informasi yang sangat minim sehingga siswa kesulitan mengubahnya kedalam  istilah matematika yang berakibat fatal pada pemilihan metode, kesalahan dalam menentukan metode akan mengurangi efektifitas pengerjaan soal.
Kesalahan juga terjadi pada saat siswa memasukkan informasi yang dia tulis pada soal kedalam formula berdasarkan metode yang dipilih, siswa langsung menuliskan formula yang digunakan tetapi mereka jarang bahkan hampir tidak pernah menyertakan keterangan dari simbol-simbol pada formula tersebut. Kesalahan juga terjadi pada saat siswa mentranformasikan informasi yang mereka ketahui dalam soal ke dalam kalimat matematika yang benar. Hal ini dikarenakan siswa tidak memahami arti atau maksud kalimat dalam soal tersebut. Kesalahan yang terjadi karena siswa memang belum memahami soal secara menyeluruh dan kurang teliti dalam menentukan informasi mengenai apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal.
Kesalahan yang keempat yakni kesalahan melakukan komputasi atau kesalahan siswa pada tahap keterampilan proses, siswa melakukan kesalahan dalam melakukan prosedur matematis, biasanya kesalahan itu terjadi sejak tahap pemahaman sehingga tahap ketrampilan proses ikut menghasilkan penyelesaian yang salah tetapi bukan kesalahan pada prosedur matematikanya. Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan siswa dalam memahami materi operasi pada matematika.
Kesalahan yang kelima yaitu kesalahan dalam tahap pengkodean atau menyatakan jawaban akhir soal, yakni siswa dianggap melakukan kesalahan ini jika siswa tidak menuliskan jawaban akhir soal, siswa tidak lengkap menuliskan jawaban akhir soal atau salah dalam menuliskan jawaban akhir soal. Siswa juga masih banyak yang menuliskan jawaban akhir secara singkat dan belum dapat merepresentasikan informasi yang ditanyakan dalam soal secara keseluruhan.Â
Selain itu, kesalahan yang dilakukan siswa dalam menuliskan jawaban akhir dapat berupa kesalahan dalam penyesuaian konteks atau kesalahan penulisan kata dan kalimat. Kesalahan yang banyak dialami oleh siswa dalam mengerjakan soal cerita adalah pada tahap pemahaman. Siswa belum dapat melampui Fase Syimbolic yaitu buitahapan belajar dimana siswa telah dapat mereprentasikan konsep dalam bentuk simbol-simbol, seperti lambang matematika, dan notasi matematika. Untuk itu perlu peran serta guru dalam membantu siswa untuk dapat melalui tahapan ini.
Kesalahan pada satu langkah penyelesaian dapat menyebabkan kesalahan pada langkah selanjutnya sehingga dapat berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Dengan mengetahui apa saja kesalahan-kesalahan dan kelemahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita dengan jelas, maka guru dapat menindaklanjuti serta mengatasi kesalahan dan kelemahan dari siswa tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H