Entah dari mana dan siapa mulai obrolan soal membaca dan memahami ayat-ayat Al-Qur'an secara sepenggal-sepenggal atau sepotong-sepotong. Di kantor, seorang teman bisa ngobrol pagi hingga sedingin-dinginnya ruang ber-AC. Diskusi malah gas pol seakan tak terasa dinginnya karena asyik ngobrol.
Diskusi bareng teman juga tidak menentu apa topiknya. Aktual atau yang lain? Itu tidak jadi soal.
Pokoknya, tukang kantoran seperti teman-teman berdiskusi untuk mengiringi rutinitas kerja. Agar tidak monoton dan membosankan, maka teman-teman biasanya membumbuhi rutinitas dengan canda tawa.
Lagi asyik nongkrong atau ngobrol ringan di kantor, tiba-tiba topiknya ngalor-ngidul sampai ke bahasan serius? Begitulah yang terjadi.
Awalnya, cuma diskusi santai buat mengisi waktu luang biar kerjaan tidak menegangkan. Ternyata, tahu-tahu, pembicaraan merembet ke pemahaman ayat-ayat Al-Qur’an yang sering dipakai sepotong-sepotong. Wah, ini bisa berbahaya, teman! Begitu komentar saya seadanya.
Kadang, tanpa sadar, kita sering dengar ayat-ayat yang dikutip secara setengah-setengah, terus langsung dipakai buat justifikasi sesuatu. Masalahnya, kalau tidak tahu konteks aslinya, ini bisa jadi bahaya banget!
Baik, beberapa dalil atau teks agama dijadikan semacam pembenaran. Istilahnya, kalau muncul perkara, ada memang orang cari cocoklogi dalil dengan perkara tertentu. Kita coba bahas beberapa ayat yang sering dikutip setengah-setengah dan dampaknya kalau tidak paham konteksnya.
Taruhlah misalnya, melihat dunia hanya pakai jurus-jurus "kaca mata kuda" alias melihat dunia dengan satu sudut pandang, hanya satu jendela depan, di rumah. Misalnya: "Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka ..." (QS. Al-Baqarah: 191).
Ayat ini sering banget dijadikan dalil kalau Islam itu agama kekerasan. Ayat ini bisa dipelintir seakan Islam yang mengajarkan perang, dan menindas non-Muslim.
Padahal, dalam konteks sebenarnya atau kalau baca lanjutannya, ayat ini berbicara soal kondisi perang di zaman Rasulullah. Umat Islam waktu itu ditindas dan diusir dari Mekah, lalu Tuhan memerintahkan mereka untuk melawan balik dalam konteks peperangan.
Tapi, ayat berikutnya bilang: "Tetapi jika mereka berhenti, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."